Ambon (ANTARA) - Pelni Cabang Ambon mengimbau masyarakat di daerah tersebut tak melakukan perjalanan via kapal laut untuk sementara waktu lantaran cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang tinggi di sejumlah perairan Maluku.
“Kami mengutamakan keselamatan pelayaran dalam pelayanan kepada masyarakat bila dipaksakan untuk melaut dalam kondisi tinggi gelombang yang besar akan terlalu berisiko bagi keselamatan penumpang,” ujar Kepala Operasional PT Pelni Cabang Ambon Muhammad Assegaf di Ambon, Senin (24/7).
Pihaknya memastikan sejumlah kapal di perairan Maluku harus kembali menunda jadwal keberangkatan lantaran cuaca buruk di provinsi itu dalam beberapa pekan terakhir. “Baik kapal cepat, kapal feri dan kapal Pelni tujuan Buru, Buru Selatan, dan Maluku Barat Daya menunda keberangkatan,” katanya.
Saat ini, katanya, di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon sedang bersandar KM Pangrango dan Sabuk Nusantara 87. Mereka masih menunggu cuaca normal untuk dapat berlayar kembali. “Iya dua kapal ini mestinya berangkat hari ini tapi ada 'warning' (peringatan) dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ambon," katanya.
Secara terpisah, salah satu petugas Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon, Dian, mengungkapkan saat ini di pelabuhan setempat ada Kapal Cantika 8F, 5E, dan 77B yang juga ditunda keberangkatannya. “Gelombang di Laut Buru dan Maluku Barat Daya masih terlalu tinggi dan berisiko untuk melakukan pelayaran,” katanya.
Syahbandar Pembantu Pelabuhan Penyeberangan Galala, Ambon, Rifai Ibrahim, mengungkapkan kapal feri rute Ambon-Namlea juga tidak diberangkatkan hingga pemberitahuan selanjutnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang sesaat di sejumlah wilayah Maluku.
Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Maluku menyatakan sejumlah pelayaran antarpulau di daerah itu kembali ditunda karena cuaca ekstrem. Penyeberangan yang tidak beroperasi karena cuaca buruk tersebut, yakni Pelabuhan Penyeberangan Galala Ambon, Pelabuhan Penyeberangan Namlea, dan Pelabuhan Penyeberangan Tual.
“Penghentian pelayaran ini berlaku hingga 25 Juli 2023. Jadi bisa dipastikan tiga lintasan tersebut tidak beroperasi,” kata Pengolah Data Kehumasan dan Publikasi BPTD Maluku Mohammad Fausan Salatalohy.
Baca juga: Tarif penumpang di Papua naik 23 persen mulai 1 Juli 2023
Baca juga: Pelni Medan jamin keamanan dan keselamatan penumpang saat lebaran
Ia mengatakan kapal tersebut akan diberangkatkan jika informasi terbaru dari BMKG keluar bahwa kondisi gelombang sudah kembali sedang atau rendah. “Kami hanya mengikuti peringatan dari BMKG. Karena ini juga untuk keselamatan bersama. Jadi diharapkan kepada masyarakat juga untuk bersabar dan tunggu hingga cuaca membaik,” katanya.