London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir melemah pada perdagangan Rabu waktu setempat (2/8/2023), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terpuruk 1,36 persen atau 104,64 poin menjadi menetap di 7.561,63 poin.
Indeks FTSE 100 jatuh 0,43 persen atau 33,14 poin menjadi 7.666,27 poin pada Selasa (1/8/2023), setelah terangkat 0,07 persen atau 5,14 poin menjadi 7.699,41 poin pada Senin (31/7/2023), dan terkerek 0,02 persen atau 1,51 poin menjadi 7.694,27 poin pada Jumat (28/7/2023).
Dari 100 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks FTSE 100, hanya tujuh saham yang berhasil membukukan keuntungan, sementara 92 saham mengalami kerugian dan satu saham diperdagangkan tidak berubah.
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan bahan pokok secara daring Ocado Group PLC anjlok 5,61 persen; serta perusahaan asuransi dan jasa keuangan multinasional Inggris Prudential PLC jatuh 4,44 persen.
Sementara itu, BAE Systems PLC, sebuah perusahaan industri senjata, keamanan dan kedirgantaraan multinasional Inggris melambung 6,36 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Baca juga: Saham Jerman berakhir negatif, indeks anjlok 1,36 persen
Baca juga: Saham Prancis rugi hari kedua, indeks berkurang 1,26 persen
Disusul oleh saham salah satu perusahaan pengembang perumahan terbesar di Inggris Raya, Taylor Wimpey PLC, terangkat 2,85 persen; serta salah satu perusahaan pengemasan berbasis kertas terkemuka di dunia Smurfit Kappa Group PLC menguat 1,83 persen.