Desa Sukaraja di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dinilai tim Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF) telah mampu memelihara lingkungan dalam rangka penurunan emisi karbon dunia.
"Desa Sukaraja menjadi salah satu wilayah terpilih dari FCPF-CF karena dinilai bisa memelihara lingkungan," kata Pranata Ahli Muda Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kaltim Andi Abdul Razaq di Penajam, Senin.
Karena itu, lanjut dia, tim dari FCPF-CF memberikan kepercayaan dan menitipkan amanah untuk bertemu dengan masyarakat Desa Sukaraja guna melakukan sosialisasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional-Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (SP4N LAPOR).
Untuk itulah Dinas Kominfo Kaltim kembali melakukan sosialisasi SP4N LAPOR! dalam rangka mendukung FCPF-CF di Desa Sukaraja, setelah menggelar kegiatan yang sama di Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Paser.
Andi Abdul Razaq mengatakan Kaltim dinilai mampu memelihara lingkungan dalam pengurangan emisi karbon dunia dan sejumlah wilayah dinilai bisa memelihara lingkungan, salah satunya Desa Sukaraja.
Hal itu membuat Pemprov Kaltim mendapatkan dana kompensasi penurunan emisi karbon dari Bank Dunia, yang kemudian disalurkan kepada delapan kabupaten dan kota, salah satunya Kabupaten Penajam Paser Utara.
Dana karbon dikeluarkan negara-negara maju di dunia yang memproduksi barang dan tidak bisa memelihara lingkungan. Kemudian, kata dia, mereka sepakat menghimpun dana diberikan kepada negara Indonesia melalui Bank Dunia.
"Ini merupakan bukti kalau masyarakat Desa Sukaraja luar bisa dalam memelihara lingkungan, sehingga mendapatkan dana kompensasi penurunan emisi karbon dunia," kata Andi Abdul Razaq.
Baca juga: Kadin mengajak pengusaha Sumut kurangi emisi karbon
Baca juga: Komisi VII DPR apresiasi upaya PLN dalam kurangi emisi karbon
Baca juga: Kadin mengajak pengusaha Sumut kurangi emisi karbon
Baca juga: Komisi VII DPR apresiasi upaya PLN dalam kurangi emisi karbon
Sekretaris Kecamatan Sepaku Hendro Susilo menambahkan menjadi tanggung jawab bersama untuk memelihara lingkungan dalam rangka penurunan emisi karbon. Untuk itu pihaknya membangun perencanaan kota dengan konsep menjaga ekosistem hutan dan menambah tanaman peneduh sehingga ada ada hutan tropis di Sepaku guna mendukung penurunan emisi karbon.