Gowa Sulsel libatkan lintas sektor percepat penurunan stunting

id Angka stunting Gowa, Pemkab Gowa,Sulsel, Stunting

Gowa Sulsel libatkan lintas sektor percepat penurunan stunting

Rapat koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan aksi 3 (rembuk stunting) Kabupaten Gowa 2023 di Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (19/9/2023). ANTARA/HO-Humas Pemkab Gowa

Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, melibatkan berbagai lintas sektor seperti para pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup pemkab setempat, camat, kepala puskesmas, danramil, kapolsek, hingga kepala desa untuk mempercepat penurunan stunting.

Upaya penurunan stunting ini telah dibahas melalui rapat koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan aksi 3 (rembuk stunting) Kabupaten Gowa 2023, di Gowa, Selasa. Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni menjelaskan kegiatan rembuk stunting sangat penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama dengan penanggung jawab dari sektor lembaga nonpemerintah, dan masyarakat.

Sebagaimana prevalensi anak balita stunting di Kabupaten Gowa tidak mengalami penurunan dari tahun 2021 dan 2022, yaitu sebesar 33 persen sesuai data SSGI. "Seharusnya hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk kita semua apakah yang dilakukan sudah maksimal dan tepat sasaran," kata Abd Rauf yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gowa.

Menurutnya, jika upaya yang dilakukan Pemda saat ini sudah tepat sasaran, maka stunting di Kabupaten Gowa pasti mengalami penurunan, mengingat di kabupaten sejumlah dinas terkait seperti Dinas Kesehatan, memiliki anggaran khusus yang diberikan oleh pusat untuk pemberian makanan tambahan kepada anak-anak dan ibu hamil di setiap Puskesmas.

Selain itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa juga sudah ada petunjuk dari Kementerian Desa Tertinggal untuk menganggarkan pemberian makanan tambahan. Demikian pula pada Dinas PPKB, ada anggaran yang diberikan untuk bisa bersama-sama berkolaborasi menurunkan stunting.

Oleh karena itu, ia meminta seluruh pemangku kepentingan atau stakeholders yang hadir untuk betul-betul merembukkan upaya apa yang akan dilakukan ke depannya untuk penanganan stunting.

"Sejauh ini kita sudah melakukan program 'gassing nganre' bekerjasama PKK, bahkan pimpinan SKPD memberikan makanan tambahan kepada anak-anak kita yang dianggap stunting maupun ibu hamil yang berpotensi melahirkan anak stunting," kata dia.

Wabup Gowa berharap seluruh stakeholders yang hadir mampu secara ikhlas, tulus berkolaborasi, bekerja sama untuk bisa menurunkan stunting hingga 14 persen target nasional.

Dalam rapat koordinasi ini menghadirkan Provincial Coordinator ERAT Sulsel Shinta Widimulyani juga menyampaikan bahwa Kabupaten Gowa mampu menurunkan angka prevalensi stunting. Hal tersebut terlihat dengan semangat yang ditunjukkan untuk bisa menggerakkan angka 33 persen stunting di Gowa menjadi turun.

"Jadi meskipun angkanya mungkin masih sulit bergerak, namun kami percaya dengan semangat yang ditunjukkan ini betul-betul bisa menggerakkan angka 33 persen itu menjadi lebih turun," katanya.

Shinta menambahkan bahwa pemerintah masih bisa banyak bertindak dalam upaya penanggulangan stunting dengan memaksimalkan anggaran karena 60 persen dari upaya Pemda menurunkan kemiskinan itu juga merupakan kontribusi dari penurunan stunting.

Baca juga: NTB berhasil menurunkan angka stunting 13,78 persen
Baca juga: Penganggaran stunting di daerah harus transparan dan jelas


Menurutnya, mengatasi stunting artinya kemiskinan ekstrem juga bisa diturunkan. "Kalau kita ingin melihat wajah kemiskinan ekstrem di Gowa ini, maka coba lihatlah angka stunting itu, sebab angka itu sangat relevan dan terkait dengan kemiskinan ekstrem," ujarnya.