Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengklaim berhasil menurunkan angka stunting sebesar 13,78 persen melebihi target yang telah ditetapkan untuk tahun 2023 sebesar 16 persen.
"Pencapaian tersebut tidak hanya mencerminkan kesuksesan dalam mengurangi tingkat stunting, tetapi juga komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak di wilayah NTB," kata Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah dalam keterangan tertulis di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan, secara umum angka stunting di Indonesia dilihat dari data survei, namun hal tersebut tidak bisa memetakan langkah untuk di intervensi sehingga memerlukan data by name by address.
Untuk itu, kata dia, menggagas posyandu yang sebelumnya biasa menjadi posyandu keluarga menjadi pintu masuk yang luar biasa digunakan, mengingat posyandu dilaksanakan secara konsisten setiap bulan di seluruh dusun atau lingkungan di seluruh Indonesia termasuk NTB.
Umi Rohmi Sapan akrabnya, juga menegaskan bahwa program tersebut dijadikan sebagai pusat edukasi berbasis dusun, yang tidak hanya menangani masalah kesehatan, stunting, penyakit menular tidak menular, tetapi dengan posyandu keluarga bisa di gunakan untuk menangani berbagai permasalahan sosial yang dialami masyarakat.
"Selain stunting, perkawinan anak, dan lingkungan yang membutuhkan kerja keras pemerintah pusat untuk merubah mindset masyarakat," ujarnya.
Wagub mengatakan bagaimana membuat posyandu di NTB itu menjadi posyandu yang aktif, berkualitas, dijadikan pusat edukasi. Ternyata dengan dukungan, gotong royong, dan kerja keras semua pihak pada tahun 2020 sebanyak 7.716 posyandu di NTB 100 persen menjadi posyandu keluarga.
"Dengan menjadi posyandu keluarga, posyandu NTB semakin berjalan dengan aktif, kualitasnya terus ditingkatkan, NTB memiliki data by name by addres sehingga angka stunting di NTB benar-benar nyata atau data bayi dan anak di setiap dusun yang ada di NTB benar adanya," terang Wagub NTB.
Berdasarkan Data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) update September 2023 yang dari Dinas Kesehatan NTB menunjukkan bahwa tingkat stunting di NTB turun menjadi 13,78 persen, melebihi target yang telah ditetapkan untuk tahun 2023 yakni 16 persen. Dengan rincian data tren perkembangan dan penurunan Stunting NTB lima tahun terakhir dari tahun 2019 update sampai dengan September 2023, input mencapai 99,58 persen.
Berita Terkait
Kemarin, kunjungan wisatawan, kasus stunting hingga KPPS diharapkan netral di NTB
Jumat, 8 November 2024 6:44
Stunting di Sumbawa Barat tersisa 808 balita
Kamis, 7 November 2024 17:00
Pemprov NTB komitmen turunkan angka stunting hingga 14 persen
Rabu, 6 November 2024 14:59
Dinkes NTB sebut konsumsi pil tambah darah cegah stunting
Selasa, 5 November 2024 17:49
ITDC perkuat pemberdayaan masyarakat di Mandalika-NTB
Minggu, 13 Oktober 2024 7:47
DJPb ungkap peran besar APBN bagi penurunan tengkes di NTB
Kamis, 26 September 2024 19:44
Atasi stunting, Wabup minta OPD di Sumbawa Barat cegah perkawinan anak
Kamis, 19 September 2024 12:34
Sukses tekan stunting, Pemkot Bima dapat insentif Rp5,587 miliar
Selasa, 10 September 2024 16:35