Sekjen Kementan pantau program pompanisasi di Jateng

id Kementan,Jawa Tengah,pertanian,Pompanisasi

Sekjen Kementan pantau program pompanisasi di Jateng

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto (kedua kanan) memantau langsung program pompanisasi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, di Rembang, Jumat (19/4/2024). ANTARA/HO-Humas Kementan

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto memantau langsung program pompanisasi ke sejumlah kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) guna meningkatkan produktivitas pertanian sentra padi yang ada di daerah tersebut.

“Kegiatan peninjauan program pompanisasi di Jateng ini merupakan arahan langsung Menteri Pertanian Mentan Andi Amran Sulaiman,” kata Prihasto di sela kunjungan kerja memantau pompanisasi pertanian di Kabupaten Rembang, Jumat.

Selain memantau optimalisasi pompanisasi di Kabupaten Rembang, Prihasto juga melakukan pemantauan sistem perairan lahan sawah melalui pompanisasi di Kabupaten Pati, Blora dan Grobogan, pada hari yang sama.

Prihasto menyampaikan bahwa Menteri Pertanian telah mengarahkan dan meminta jajaran kerjanya untuk segera mempercepat tanam guna mengejar ketertinggalan produksi yang sempat tertinggal di musim sebelumnya akibat cuaca buruk El Nino panjang. Khususnya melalui program pompanisasi untuk pengairan sawah.

"Situasi pangan kita secara nasional sedang tidak baik baik saja, ini akibat El Nino panjang yang berlangsung sejak 2023 lalu dan berimbas hingga 2024," ujar Prihasto dalam keterangan di Jakarta.

Ia menjelaskan, tahun 2023 lalu sektor pertanian mengalami kemunduran musim tanam karena lahan persawahan dalam kondisi kering kerontang. Karena itu, kegiatan tanam tahun ini harus mencapai 1 juta hektare untuk menutupi kekurangan tahun berikutnya.

Prihasto menambahkan, saat ini Kementan telah memangkas anggaran (refocusing) yang difokuskan pada antisipasi cuaca ekstrem.

"Kami juga mencermati penambahan areal tanam dalam kunjungan kerja safari di Pati dan Blora. Sedangkan dari data yang saya terima, potensi lahan tadah hujan di Pati ada 18.000 hektare tapi baru tertanam 60 hektare,” katanya.

Selain di Kabupaten Pati, pemerintah juga terus mencermati kondisi pertanaman di Blora yang merupakan wilayah terbesar kedua setelah Grobogan. Di sana, lanjut Prihasto mengatakan, potensi luas lahan tadah hujan mencapai 30 ribu hektare dan baru terealisasi 319 hektare.

"Secara agrosistem Pati dan Blora sama-sama memiliki petani tangguh dan hebat. Karena itu saya berharap pertanaman dan perluasan area tanam di tiga kabupaten ini meningkat," ujar Prihasto.

Baca juga: Kementan optimalisasi lahan rawa
Baca juga: Kementan pompanisasi sawah tadah hujan pertanian

Di tempat yang sama Bupati Grobogan Sri Sumarni menyampaikan terima kasih atas perhatian Kementan terhadap jalanya pembangunan pertanian di Jawa Tengah. Sri mengaku optimistis target produksi padi di Grobogan dapat melebihi yang telah ditentukan.

"Saya optimis akan tercapai dengan adanya perluasan area tanam (PAT) di area seluas 110.000 hektare maka, produksi di Grobogan dalam setahun akan mencapai 1 juta ton," imbuh Sri.