Kementan pompanisasi sawah tadah hujan pertanian

id Kementan,pompanisasi,banten,Lahan tadah hujan,pertanian,Anyer

Kementan pompanisasi sawah tadah hujan pertanian

Sejumlah orang berjalan di pematang sawah di Desa Mekar Sari, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten. ANTARA/HO-Humas Kementan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggalakkan program bantuan pompanisasi, khususnya di lahan persawahan tadah hujan demi meningkatkan indeks pertanaman (IP) yang dinilai berpotensi besar khususnya di lahan pertanian Banten.
 

“Percepatan tanam di sejumlah wilayah kami lakukan melalui pompanisasi, karena pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini agar berjalan lebih cepat dan maksimal termasuk di Banten,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Amran menyampaikan bahwa program pompanisasi dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang IP satu namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Artinya, kata Amran, lahan-lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun.

Oleh karena itu, melalui program pompanisasi diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun.

"Lahan yang IP satu, jika ditingkatkan menjadi dua atau tiga berarti akan bisa menjadi dua kali lipat bahkan tiga. Hal itu bisa menjadi potensi besar, dan kami siapkan pompa, inilah solusi cepat untuk menangani pangan," ujar Amran.

Tidak hanya Pulau Jawa, Amran mengatakan program tersebut akan diperluas hingga wilayah lain di luar Pulau Jawa, agar upaya peningkatan produksi padi berjalan secara masif. Pasalnya, pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan. Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam.

“Kami rancang, Pulau Jawa minimal 500.000 hektare, itu minimal. Jadi kami fokus Jawa, karena Jawa rentang kendalinya dekat. 70 persen produksi juga di Jawa, sehingga langsung kami sentuh Jawa dulu, kemudian luar Jawa juga kami target 500.000 hektar,” ungkap Amran.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Ali Jamil mengatakan telah meninjau lahan tadah hujan di Desa Mekar Sari, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten untuk melihat lahan tadah hujan seluas 100 hektare.

"Tinjauan untuk melihat secara langsung kebutuhan prasarana pompa yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di lahan tadah hujan di sini," ujar Ali.

Ali menjelaskan, dari total lahan 100 hektare, saat ini hanya 50 hektare yang dapat dikelola. Sisanya 50 hektare tidak dapat ditanami karena bendungan Kidemang jebol saat banjir di tahun 2016 yang menyebabkan tidak berfungsi lagi.

"Lahan sawah yang sudah 7 tahun lebih tidak digarap ini harus diintervensi dengan jaminan air melalui program pompanisasi yang digagas oleh Bapak Presiden," kata Ali.

Dia mengatakan program pompanisasi dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman, termasuk untuk sawah tadah hujan. Dari catatan secara nasional, 7,5 juta hektare sawah di Indonesia, ada 36 persen merupakan sawah tadah hujan.

"Artinya ada 2,7 juta sawah tadah hujan. Nah, dari total secara nasional itu kita intervensi berapa yang memiliki sumber air dan dapat diairi menggunakan pompanisasi. Jadi kita bergerak di lahan tadah hujan," jelasnya.

Dalam kunjungannya tersebut, lanjut Ali mengatakan, Dinas Pertanian Serang dan Dinas Pertanian Banten mengusulkan kepada Kementerian Pertanian berupa bantuan dua unit irigasi perpomponen dengan rincian pompa 6 inch, rumah pompa, dan pipa distribusi air.

Kemudian bantuan traktor jenis roda dua dan empat untuk memaksimalkan lahan yang tidak digarap sejak 2016 khususnya di Anyer. Bantuan tersebut diharapkan bisa membantu lahan kurang lebih 100 hektare sehingga dapat menanam dua kali dalam satu tahun.

Baca juga: Kementan maksimalkan modernisasi irigasi
Baca juga: Kementan alokasikan ribuan pompa air untuk lahan kering di wilayah NTB

"Kita akan evaluasi usulan tersebut dan harus meningkatkan indeks pertanaman sawah tadah hujan. Kalau (yang ada irigasi) kita tidak kasih pompa saat ini. Kita fokus ke yang tadah hujan sebelum bulan 10 (Oktober)," jelas Ali.

Lebih lanjut Ali mengatakan, targetnya pada tahun 2024 pada bulan Oktober khusus lahan tani tadah hujan akan dimaksimalkan mencapai 1 juta hektare. Dia mengatakan, dengan pemberian bantuan pompa air lahan tadah hujan tersebut dapat meningkatkan indeks penanaman.

"Target Pak Menteri 1,5 juta hektare khusus di Pulau Jawa ini termasuk Banten. Dengan adanya peningkatan produktivitas pertanaman juga akan terjadi peningkatan penghasilan pendapatan masyarakat," ungkap Ali.