Mataram, NTB (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal berkomitmen membantu pemulihan ekonomi bagi puluhan pabrik tahu yang terdampak banjir di Kota Mataram, NTB.
"Banyak sekali yang kena (dampak banjir) itu industri tahu. Di Kekalik, industri tahu ada puluhan yang terdampak banjir," ujarnya di Mataram, NTB, Senin.
Iqbal menuturkan air banjir bercampur lumpur merendam kacang kedelai yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan tahu.
Banyak industri tahu yang berada di Kelurahan Kekalik Jaya hari ini tidak bisa bekerja karena mereka harus membersihkan pabrik yang dipenuhi lumpur akibat terbawa banjir.
"Mereka tidak bisa berproduksi lagi karena hari ini fokus membersihkan pabrik. Mereka sepertinya butuh stimulan dalam bentuk bahan baku, sehingga dapat menggerakkan ekonomi di kampung-kampung terdampak banjir," kata Iqbal.
Baca juga: Banjir Mataram terparah sejak 40 tahun terakhir, kata Gubernur NTB
Lebih lanjut, dia memerintahkan organisasi perangkat daerah terkait untuk memetakan jumlah industri tahu yang terdampak banjir di Kota Mataram.
Iqbal berjanji untuk mengupayakan pemberian bantuan modal sebanyak satu kuintal kacang kedelai bagi setiap industri tahu yang terdampak banjir.
"Saya sebagai penggemar tahu agak khawatir dengan situasi ini, jangan sampai terjadi inflasi tahu. Kita tidak bisa beli tahu karena harga tahu mahal," sebutnya.
Hujan lebat yang berlangsung sekitar enam jam merendam enam kecamatan di Kota Mataram pada 6 Juli 2025.
Baca juga: Tragis! Dua korban banjir di Mataram tewas tersengat listrik
Hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan hujan lebat yang terjadi di Kota Mataram menghasilkan tumpahan air sekitar 4,2 miliar liter.
Volume curah hujan yang tercatat melalui data Agroclimate/Automatic Weather Stasiun (AAWS/AWS) dan Automatic Rain Gauge (ARG) adalah AWS Sigerongan sebanyak 111,4 milimeter, AAWS Stasiun Klimatologi NTB sebanyak 74,0 milimeter, dan ARG Mataram sebanyak 71,4 milimeter.
Kepala Stasiun Klimatologi NTB Nuga Putrantijo mengatakan kriteria volume curah hujan yang tercatat itu masuk ke dalam kategori hujan lebat dalam skala harian (sampai dengan 100 milimeter per hari) dan hujan ekstrem dalam skala jam (lebih dari 50 milimeter per jam).
Baca juga: Pascabanjir, Jalan dan enam jembatan di Mataram dilaporkan aman
Baca juga: Gubernur Iqbal: ASN libur, fokus gotong royong bersihkan kantor pemerintahan
Baca juga: Mataram Siaga! Status tanggap darurat banjir resmi diberlakukan
