PENINGKATKAN PRODUKSI SAYUR HARUS DIIMBANGI PENINGKATAN KONSUMSI

id

          Mataram, 14/6 (ANTARA) - Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura, Departemen Pertanian Dr Ir Ahmad Dimyati MS menegaskan bahwa keberhasilan meningkatkan produksi sayur bisa menimbulkan masalah jika tidak dibarengi dengan peningkatan konsumsi.

         "Tingkat konsumsi sayur kita  masih rendah, yakni hanya 40,9 kg per kapita per tahun, jauh di bawah standar Badan Pangan Dunia (FAO) 73 kg per kapita per tahun ataupun kecukupan hidup sehat 91,25 kg per kapita per tahun," katanya pada Pencanangan Gerakan Makan (Gema) Sayuran yang dirangkai dengan pameran dalam rangka Pekan Hortikultura Daerah di Mataram, Minggu.

         Ia mengatakan ada kecenderungan penurunan pencitraan produk sayuran Nusantara oleh masyarakat karena kurang memahami manfaat dan fungsi dalam mendukung kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan mulai munculnya ancaman dari produk sayuran impor berkualitas tinggi terutama di pasar modern.

         "Oleh karena itu kami menganggap peningkatan konsumsi sayur penting untuk mendorong peningkatan produksi dan kualitas sayuran, dan ini harus diikuti dengan peningkatan citra produk sayuran nusantara, di samping itu meningkatnya produksi sayuran akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia," ujarnya.

         Hanya saja, menurut Dimyati, peluang peningkatan permintaan yang tercipta harus benar-benar dimanfaatkan untuk pemasaran produk nusantara, agar peluang ini dimanfaatkan oleh pesaing produsen dari luar negeri.

         Untuk itu, katanya, upaya meningkatkan kecintaan konsumen pada sayuran dalam negeri menjadi penting yang pada akhirnya berdampak kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

         "Makanan sehat harus mengandung cukup kalori, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat alami, karena bahan  ini dibutuhan tubuh, sayuran dan buah-buahan  merupakan komoditas yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh, kenyataan ini tidak disadari oleh masyarakat, sehingga timbul kasus salah makan, obesitas, kurang gizi dan kwaskiorkhor," kata Dimyati.

         Menurut dia, kurangnya konsumsi sayuran (hortikulturan secara umum) dan ketidaktahuan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi bisa disebabkan oleh kurangnya informasi tentang sumber vitamin dan mineral yang terkandung dalam makanan tersebut.

         Selain itu juga disebabkan kurangnya kreativitas dalam mengolah bahan makanan sehingga menu makanan yang disajikan menjadi membosankan, tidak menarik, kandungan gizi rusak dalam proses pengolahan atau kalah dengan kepentingan lain.

         Seusai pencanangan Gema Sayuran Dirjen Hortikultura, Departemen Pertanian mengunjungi gerai pameran buah-buahan, sayuran dan tanaman bunga didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Drs H Abdul Malik, dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB Ir Pending Dadih Permana.

         Pameran Hortikultura yang berlangsung selama sepekan di Taman Bumi Gora Jalan Udayana Mataram diikuti 10 kabupaten/kota se-NTB dan sejumlah pedagang/pengusaha sayuran dan tanaman bunga.(*)