Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) RI mengajak seluruh masyarakat untuk saling menjaga kedamaian, semangat toleransi, serta kerukunan antarumat beragama.
"Saya mengajak umat Katolik untuk terus menjaga kedamaian, semangat toleransi, dan kerukunan antarumat beragama," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Suparman dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Ajakan ini merupakan respons atas kasus kekerasan yang menimpa sejumlah mahasiswa saat melakukan ibadah di Jalan Ampera RT 007/RW 002 Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan pada Minggu (5/5).
Sebagai upaya konkret, kata Suparman, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi di Kantor Polres Tangerang Selatan, dengan menghadirkan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangerang Selatan, Kapolres Tangerang Selatan, Pastor Kepala Paroki Santo Barnabas Pamulang, dan perwakilan Kantor Kemenag Tangerang Selatan.
Hadir pula lebih kurang 20 perwakilan organisasi masyarakat (ormas) dari 300 orang yang hadir (ormas PETIR yang mewadahi wilayah Papua, Maluku, NTT, Kalimantan, Bali, dan NTB), organisasi Gerakan Taruna Nusantara (GTN), Ormas Pemuda Katolik, dan kuasa hukum korban.
Menurut Suparman, pertemuan digelar untuk menciptakan suasana kondusif dan damai di tengah masyarakat. Umat Katolik diharapkan untuk bijak dan hati-hati menyikapi hal ini.
"Saat ini di tempat kejadian sudah kondusif. Mahasiswa sudah melakukan kegiatan sehari-hari seperti kuliah dan bekerja dengan baik. Sambil menunggu pihak kepolisian bekerja, umat Katolik diharapkan bijak dan hati-hati, tidak terhasut, serta tidak terprovokasi dalam menyikapi peristiwa ini," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah China sudah evakuasi 51 warganya dari Haiti
Baca juga: Kerusuhan di Italia setelah migran tewas gantung diri, 14 orang ditahan
Suparman menegaskan pihaknya akan mendukung dan bekerja sama dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebelumnya, viral di media sosial yang diunggah mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) mengalami kekerasan hingga pembacokan saat melakukan ibadah.
Dalam video yang beredar, tampak sejumlah mahasiswa ketakutan dikerumuni massa. Beberapa dari mahasiswa tersebut terkena sabetan senjata tajam. Salah satu mahasiswi mengaku ada pihak RT setempat yang turut melakukan persekusi.