Jakarta (ANTARA) - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) melaporkan kondisi kinerja perseroan selama tahun 2023 dengan laba bersih mencapai Rp6,8 triliun, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023 di Jakarta, Rabu.
Dikutip dari keterangan tertulisnya, Jasa Marga melaporkan pendapatan inti (core profit) sebesar Rp2,7 triliun dan laba bersih Rp6,8 triliun, di mana sebesar Rp4,1 triliun berasal dari kombinasi bisnis atas aksi korporasi yang dilakukan perseroan.
EBITDA perseroan mencapai Rp9,9 triliun atau tumbuh sebesar 14,2 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Di sepanjang tahun 2023, Jasa Marga mencatat volume lalu lintas harian rata-rata di Jalan Tol Jasa Marga Group mencapai 3,5 juta kendaraan, meningkat 5,3 persen dari 2022.
Dalam rangka mengoptimalkan portofolio bisnis perseroan, Jasa Marga pada Juli 2023 melakukan eksekusi pembelian kembali Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Mandiri Infrastruktur Ekuitas Transjawa (MIET) pada PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) melalui akuisisi saham PT Lintas Marga Jawa oleh PT Jasamarga Transjawa Tol.
Selain pembelian kembali RDPT MIET, pada Oktober 2022, Jasa Marga juga telah melakukan divestasi Jalan Layang MBZ yang dikelola oleh PT Jasamarga Jalan layang Cikampek (JJC).
RUPST 2023 Jasa Marga memutuskan membagikan dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp274,8 miliar, setara dengan 10 persen dari pendapatan inti atau 4 persen dari laba bersih diatribusikan ke induk.
Pemerintah sebagai pemegang 70 persen saham Jasa Marga akan mendapatkan dividen Rp192,4 miliar, sedangkan pemegang saham publik sebesar 30 persen akan mendapatkan Rp82,4 miliar.
Baca juga: Jasa Marga kembali beri diskon tarif tol
Baca juga: High outbound traffic from Greater Jakarta during Eid: operator
Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga Nixon Sitorus mengatakan pemberian dividen tahun buku 2023 dilakukan dengan skenario moderat karena mempertimbangkan ketidakpastian ekonomi dan situasi global, serta kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia pada 2024.
"Besaran dividen per lembar yang diperoleh pemegang saham adalah sekitar Rp37,86353. Sementara itu, sisa laba bersih tahun 2023 perseroan dialokasikan sebagai laba ditahan yang akan digunakan sebagai cadangan lain,” kata Nixon.