Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan Yayasan Bakti Luhur, Yayasan Cendana, RSUD Umbu Rara Mehang dan Puskesmas Lewa mengadakan bakti sosial (baksos) bagi masyarakat Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Senin malam disebutkan, bakti sosial tersebut melibatkan 47 tenaga medis dan tenaga kesehatan yang terdiri atas enam psikiater, tiga dokter umum, satu dokter gigi serta 20 perawat dan 17 fisioterapis.
Pada kesempatan tersebut Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memberikan perhatian khusus pada penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang jumlahnya cukup banyak di kabupaten tersebut, yakni mencapai 305 orang.
Untuk penanganan ODGJ, pihaknya menyarankan suntikan tiap bulan (long acting) sebagai pola pengobatan yang paling efektif karena sesuai dengan kondisi masyarakat.
“Tolong hitung ulang ODGJ-nya dan cek ketersediaan obatnya. Kemudian coba hitung, jumlahnya cukup atau tidak serta cek lagi cara penyimpanannya, jangan sampai rusak obatnya,” kata Mensos Risma.
Selain kepada ODGJ, Risma juga memberikan perhatian kepada 88 pengidap kusta di kabupaten tersebut. Ia tidak hanya mengoordinasikan ketersediaan obat dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur dan Kementerian Kesehatan, namun juga melakukan intervensi untuk meningkatkan daya tahan tubuh pengidap kusta serta keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, intervensi yang dilakukan antara lain memberikan 50 ekor ayam petelur yang sudah siap bertelur kepada setiap komunitas. Selain itu, pihaknya juga memberikan alat-alat kebersihan diri, pakaian serta peralatan makan secara personal, serta penyediaan fasilitas air bersih sebagai upaya pencegahan dan intervensi kebersihan bagi penderita kusta.
Pada bakti sosial yang sama, Kementerian Sosial juga memberikan dukungan penuh untuk operasi katarak yang pelaksanaannya bekerja sama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) serta Himpunan Bersatu Teguh.
Dalam baksos itu, 187 penerima manfaat dari 334 yang mendaftar lolos skrining untuk menjalani operasi katarak. “Kita tidak bisa menganggap enteng penyakit katarak, karena hilangnya penglihatan bisa berpengaruh secara ekonomi terhadap pengidap katarak maupun keluarganya,” ujarnya Mensos Risma.
Sebagai informasi, sejak menjabat menjadi Menteri Sosial, Kementerian Sosial telah mengoperasi lebih dari 7.000 pengidap katarak di seluruh tanah air.