BKP pastikan harga gabah di Lombok tinggi

id Harga Gabah

BKP pastikan harga gabah di Lombok tinggi

Kami ingin mengendalikan harga. Kami tidak ingin petani sengsara. Kalau harga sampai di bawah Rp4.000 bayangkan dapat apa mereka
Mataram (Antaranews NTB) - Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian memastikan harga gabah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih relatif tinggi sehingga petani tidak mengalami kerugian ketika masuk musim panen raya padi.

Kepala BKP Kementerian Pertanian Agung Hendriadi di Lombok Timur, Rabu menyebutkan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp4.200 per kilogram (kg), lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp3.750/kg.

"Kami ingin mengendalikan harga. Kami tidak ingin petani sengsara. Kalau harga sampai di bawah Rp4.000 bayangkan dapat apa mereka," katanya ketika melakukan panen padi bersama Tim Serapan Gabah (Sergab) NTB di Desa Darma Sari, Kecamatan Sikur.

Pemerintah pusat, kata dia, ingin menjaga agar harga gabah di tingkat petani tidak jatuh pada saat musim panen raya yang diperkirakan pada Maret-April 2018.

Oleh sebab itu, Tim Sergab di tingkat pusat dan daerah harus terus bergerak memantau kondisi harga gabah di seluruh provinsi, terutama yang menjadi sentra produksi.

Tim Sergab di daerah terdiri atas Dinas Ketahanan Pangan provinsi dan kabupaten/kota, Dinas Pertanian, Perum Bulog, Komando Distrik Militer (Kodim), dan Komando Rayon Militer (Korem).

"Semua anggota tim punya fungsi masing-masing. Misalnya anggota Babinsa (TNI AD) di tingkat desa diminta melapor setiap hari supaya jangan sampai gabah diambil pedagang di bawah harga Rp4.000/kg," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan upaya menjaga kestabilan harga gabah juga berkaitan dengan program pemerintah yang ingin mengamankan cadangan beras pemerintah sebanyak 2,2 juta ton hingga Juni 2018.

Penyerapan beras cadangan pemerintah tersebut ditugaskan kepada Bulog di seluruh Indonesia. Khusus untuk NTB ditargetkan sebanyak 58.800 ton.

"Bulog NTB ditargetkan melakukan penyerapan sebanyak 400 ton setara beras setiap hari. Alhamdulillah itu sudah berhasil dilakukan. Saya minta agar harga di tingkat petani dijaga karena panen terus meningkat pada Maret-April. Nanti juga di Pulau Sumbawa," ucapnya.

NTB menjadi lokasi pemantauan harga gabah oleh BKP Kementan pada musim panen raya karena merupakan satu dari 12 provinsi besar penghasil beras atau urutan ke lima setelah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Selain Kecamatan Sikur, Tim Sergab juga melakukan pemantauan harga gabah di Kecamatan Sakra dan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, dan Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.

Ikut dalam pemantauan tersebut Kepala DKP NTB Hj Budi Septiani, Kepala Divisi Regional Bulog NTB H Achmad Ma`mun, pejabat dari Korem 162 Wira Bhakti, Dandim 1615/Lombok Timur, Dandim 1606/Lombok Barat, dan jajaran Pemkab Lombok Timur, serta Pemkab Lombok Barat. (*)