Pelaku UMKM ciptakan jingle "Bangga Lokal"

id Bangga Lokal,UMKM,impor

Pelaku UMKM ciptakan jingle "Bangga Lokal"

Foto arsip - Pengunjung melihat sepatu hasil produk lokal Indonesia yang di Pamerkan dalam ajang Creative Culture Home (C2H) di Sumarecon Mal Serpong, Tangerang, Banten, Senin (25/10/2021). Pameran yang didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerjasama dengan pengelola mal itu hadir sebagai wadah para pelaku seni industri ekonomi kreatif untuk menampilkan produk kreatif lokal dan mendukung gerakan "Bangga Buatan Indonesia" ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.

Jakarta (ANTARA) - Seorang pelaku UMKM bernama Jawel Husin menciptakan jingle “Bangga Lokal” yang diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat untuk lebih memilih produk dalam negeri sekaligus mendukung produk-produk lokal untuk bangkit di tengah gempuran barang impor.
 

Jingle tersebut diluncurkan pada 12 Agustus 2024 bersamaan dengan peringatan Hari UMKM Nasional.

Jawel kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, menuturkan bahwa jingle tersebut tercipta dilatarbelakangi oleh keresahan dia dan para pelaku UMKM lainnya tentang kurangnya apresiasi terhadap produk dalam negeri. Salah satunya adalah anggapan bahwa produk lokal memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan produk luar negeri.

Padahal, banyak produk lokal yang memiliki kualitas setara atau bahkan lebih baik, namun seringkali diremehkan. Selain itu, ia khawatir terhadap masifnya produk asing yang masuk ke Indonesia yang dapat menjadi ancaman bagi keberlangsungan produk lokal.

Banyak sektor, seperti kuliner, yang telah didominasi oleh merek asing. Hal ini membuat produk lokal semakin sulit bersaing dan terancam terpinggirkan.

“Generasi muda cenderung lebih bangga mengonsumsi produk luar seperti makanan Jepang dan Korea, dibandingkan dengan warisan kuliner lokal seperti soto, rawon, atau mie ayam. Ini menunjukkan kurangnya apresiasi terhadap kekayaan kuliner Indonesia,” kata Jawel yang merupakan pelaku UMKM di bidang kuliner itu.

Ia juga menyoroti pengaruh tokoh publik seperti artis, tokoh masyarakat, dan pejabat yang sering terlihat menggunakan produk luar negeri. Itu, menurutnya, memberikan contoh yang kurang baik bagi masyarakat dan dapat memperkuat persepsi negatif terhadap produk lokal.

“Dengan kondisi seperti ini, saya merasa perlu untuk terus memperjuangkan pentingnya membeli dan bangga terhadap produk lokal,” katanya.

“Produk lokal adalah cerminan identitas bangsa kita, dan sudah seharusnya kita mendukung dan menghargai karya anak bangsa,” tutupnya.

Jingle "Bangga Lokal" menghadirkan perpaduan antara musik tradisional Indonesia dan sentuhan modern. Lagu ini dibuka dengan dentingan gamelan, diikuti oleh suara angklung dan sape, yang menciptakan suasana autentik dan mengingatkan akan kekayaan budaya Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Dalam penggalan rap seperti, "Yo, angkat tangan buat karya bangsa, UMKM maju, pasti bisa," Jawel mengajak seluruh masyarakat untuk bangga menggunakan produk lokal.Gregorius Argo, lulusan Etno Musikologi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, turut berperan sebagai komposer dalam produksi musik ini.

Jawel Husin memiliki latar belakang sebagai chef hotel dan konsultan makanan dan minuman yang telah berkarier di dalam dan luar negeri. Kini, ia mengarahkan fokusnya pada pengembangan UMKM melalui karya musik.

Kecintaannya terhadap masakan dan produk lokal mendorong Jawel untuk terus berkampanye, baik di dalam maupun luar negeri, memperkenalkan kekayaan kuliner serta produk Indonesia ke panggung internasional.

Baca juga: Pertamina Patra Niaga dukung penuh pengembangan UMKM
Baca juga: TASPEN turut aktif kembangkan UMKM


Tahun ini menandai kali kedua Jawel menciptakan jingle resmi untuk UMKM Indonesia. Jawel berharap karyanya itu dapat membangun kesadaran serta kecintaan warga negara untuk cinta dan beli serta pakai produk UMKM Indonesia serta menginspirasi seluruh pelaku UMKM untuk terus berkarya dan berinovasi demi memajukan perekonomian bangsa.

Jingle "Bangga Lokal" dapat diunduh melalui link bit.ly/jinglebanggalokal atau didengarkan di kanal YouTube Kementerian Koperasi dan UKM.