Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Saraf/Neurologi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono, Jakarta dr Astryanovita SpS mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit neuralgia trigeminal bila kerap merasakan nyeri di wajah.
Neuralgia trigeminal merupakan gangguan saraf kronis yang menyebabkan nyeri hebat di wajah. Nyeri ini berasal dari saraf trigeminal, saraf sensorik utama di wajah yang mengirimkan impuls sentuhan, rasa sakit, tekanan, dan suhu ke otak.
"Kalau ada nyeri di wajah yang menyebar, bisa masuk tiba-tiba, sakit sekali, tajam, dan kadang seperti ada perasaan tertusuk atau terbakar, dan intensitasnya berupa nyeri hebat, dan biasanya mengenai satu sisi wajah," kata Astryanovita melalui gelar wicara kesehatan saraf yang diikuti secara daring di Jakarta, Minggu.
Astrya menjelaskan, rasa sakit yang ditimbulkan oleh gangguan ini bisa timbul secara spontan, ataupun dipicu dengan aktivitas sehari-hari seperti makan, mencuci muka, dan menggosok gigi.
Ia juga mengungkapkan, terdapat penyakit lainnya yang memiliki gejala serupa, di antaranya seperti sakit yang ditimbulkan oleh kelainan susunan gigi atau sinus.
Oleh karenanya, Astrya menganjurkan kepada para penderita gejala tersebut untuk segera berobat dan berkonsultasi kepada dokter, sehingga gangguan tersebut bisa segera teratasi. Salah satu upaya pendeteksian awalnya bisa dengan menggunakan teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) wajah.
"Kenapa harus dengan MRI?, Karena kita bisa mengetahui penyebab neuralgia trigeminal, ada tiga tipe penyebab penyakit ini," ujarnya.
Astrya memaparkan ketiga tipe tersebut adalah tipe klasik, atau gangguan neuralgia trigeminal yang disebabkan oleh tekanan pembuluh darah, kemudian sekunder, yang diakibatkan oleh penyakit lain yang mendasarinya, serta tipe ideopatik atau tidak ada penyebabnya.
Oleh karenanya, lanjut dia, dalam penanganan penyakit ini, bagi pasien akan dilakukan pengobatan untuk meredakan rasa nyeri saraf, dan kemudian dilakukan operasi untuk memastikan kesembuhannya.
Ia menyebut tingkat keberhasilan operasi pada gejala ini cukup tinggi, yaitu dengan angka keberhasilan berkisar antara 62-89 persen, dengan persentase kekambuhan yang kurang dari 2 persen pada 5 tahun pascaoperasi.
"Jangan segan-segan untuk periksa ke dokter, supaya tahu pasti apa penyebab dari penyakit yang dirasakan. Jangan merasa putus asa atau depresi, karena kita tidak sendirian. Kita bersama-sama untuk mencapai kesembuhan dari gangguan ini," tutur Astryawati.
Berita Terkait
Gejala penyakit syaraf tidak boleh diabaikan
Kamis, 9 Februari 2023 7:50
"Squid Game" acara paling populer sampai mengenal trigeminal neuralgia
Kamis, 14 Oktober 2021 8:25
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14