Mataram (Antaranews NTB) - Pengelolaan sampah rumah tangga oleh pemerintahan Desa Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, terhitung masih buruk yang terbukti dengan banyaknya timbunan sampah di parit sehingga mengganggu aliran air ke lahan pertanian.
Dari pantauan Antara di Dusun Karang Kuripan Barat, Rabu, parit yang membentang dari bagian timur Desa Kediri dan melewati daerah pertanian di bagian barat desa sebelum akhirnya ke desa Gelogor di sebelah barat, selalu dipenuhi sampah rumah tangga.
"Bahkan terkadang membuat parit tersumbat saking banyaknya sampah, dan kalau tidak ada air yang mengalir menyisakan bau busuk yang sangat menyengat," keluh Siti warga Dusun Karang Kuripan Barat.
Buruknya pengelolaan sampah tersebut, kata dia, sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir dan tanpa ada perhatian sama sekali dari pemerintah desa.
Sementara itu, Fatimah, warga Dusun Karang Kuripan Barat Desa Kediri menyebutkan sampai sekarang belum ada upaya pengelolaan sampah yang baik bahkan tidak ada kantong plastik sampah seperti janji dari pemerintah desa.
"Tidak ada kantong plastik sampah yang dibagikan, bahkan kalau kita tidak bayar (biaya pemungutan sampah) malu kita serahkan sampah," kata Fatimah.
Syukron, warga Desa Kediri yang lain mengaku petugas yang ditunjuk desa tidak pernah memungut sampah rumah tangganya, yang diduga karena tidak membeli plastik yang ditawarkan oleh aparat pemerintah setempat seharga Rp2.500.
“Tetangga saya di Dusun Karang Bedil Selatan menginformasikan plastik tersebut dibayar seharga Rp2.500, warga yang tidak beli plastik sampahnya tidak dipungut oleh petugas,” katanya.
Sementara itu, saat portal www.mataram.antaranews.com mengkonfirmasi kepada Kepala Desa Kediri, Fadholy Ibrahim, terkait pengelolaan sampah itu, dirinya enggan menanggapi dan meminta untuk menghubungi Sekretaris Desa Kediri, Umar. Namun Umar pun tidak bisa diminta keterangan.
Sistanzil, Kepala Seksi Pemerintahan Desa Kediri menjelaskan sebenarnya setiap dusun memiliki dua petugas pemungut sampah yang diberikan intensif Rp200 ribu per bulan dan difasilitasi kendaraan roda tiga.
“Mereka akan memungut sampah dua kali dalam sepekan,” katanya.
Berita Terkait
KLH minta pemda selesaikan peta jalan kelola sampah
Minggu, 24 November 2024 5:44
Sampah hasil pendakian di Gunung Rinjani Lombok capai 31 ton
Sabtu, 23 November 2024 9:51
Kemarin, penanganan sampah, persiapan jelang pilkada hingga kapal pesiar mewah sandar di NTB
Sabtu, 23 November 2024 7:23
TPST Modern Mataram jadi percontohan pengelolaan sampah
Jumat, 22 November 2024 14:50
TPST modern Mataram kurangi sampah ke TPA hingga 38 ton/hari
Jumat, 22 November 2024 14:33
Pemkab Lombok Tengah bersihkan sampah jaringan irigasi antisipasi banjir
Jumat, 22 November 2024 13:09
Mataram siapkan Rp1 miliar untuk perluasan lahan di TPA
Selasa, 19 November 2024 3:30
Ketiga cawagub Jakarta menilai retribusi sampah belum diperlukan
Senin, 18 November 2024 5:20