Buruknya pengelolaan sampah di Desa Kediri

id sampah

Buruknya pengelolaan sampah di Desa Kediri

Seorang perempuan mencari sampah plastik di muara sungai Jangkuk, Ampenan, Mataram, NTB, Rabu (28/11/2018). Sebagian besar sampah yang terdapat di muara sungai Jangkuk terdiri dari sampah plastik yang dibuang warga ke sungai dan terbawa ke pinggiran pantai Ampenan. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww. (1)

Mataram (Antaranews NTB) - Pengelolaan sampah rumah tangga oleh pemerintahan Desa Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, terhitung masih buruk yang terbukti dengan banyaknya timbunan sampah di parit sehingga mengganggu aliran air ke lahan pertanian.

Dari pantauan Antara di Dusun Karang Kuripan Barat, Rabu, parit yang membentang dari bagian timur Desa Kediri dan melewati daerah pertanian di bagian barat desa sebelum akhirnya ke desa Gelogor di sebelah barat, selalu dipenuhi sampah rumah tangga.

"Bahkan terkadang membuat parit tersumbat saking banyaknya sampah, dan kalau tidak ada air yang mengalir menyisakan bau busuk yang sangat menyengat," keluh Siti warga Dusun Karang Kuripan Barat.

Buruknya pengelolaan sampah tersebut, kata dia, sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir dan tanpa ada perhatian sama sekali dari pemerintah desa.

Sementara itu, Fatimah, warga Dusun Karang Kuripan Barat Desa Kediri menyebutkan sampai sekarang belum ada upaya pengelolaan sampah yang baik bahkan tidak ada kantong plastik sampah seperti janji dari pemerintah desa.

"Tidak ada kantong plastik sampah yang dibagikan, bahkan kalau kita tidak bayar (biaya pemungutan sampah) malu kita serahkan sampah," kata Fatimah.

Syukron, warga Desa Kediri yang lain mengaku petugas yang ditunjuk desa tidak pernah memungut sampah rumah tangganya, yang diduga karena tidak membeli plastik yang ditawarkan oleh aparat pemerintah setempat seharga Rp2.500.

“Tetangga saya di Dusun Karang Bedil Selatan menginformasikan plastik tersebut dibayar seharga Rp2.500, warga yang tidak beli plastik sampahnya tidak dipungut oleh petugas,” katanya.

Sementara itu, saat portal www.mataram.antaranews.com mengkonfirmasi kepada Kepala Desa Kediri, Fadholy Ibrahim, terkait pengelolaan sampah itu, dirinya enggan menanggapi dan meminta untuk menghubungi Sekretaris Desa Kediri, Umar. Namun Umar pun tidak bisa diminta keterangan.

Sistanzil, Kepala Seksi Pemerintahan Desa Kediri menjelaskan sebenarnya setiap dusun memiliki dua  petugas pemungut sampah yang diberikan intensif Rp200 ribu per bulan dan difasilitasi kendaraan roda tiga.

“Mereka akan memungut sampah dua kali dalam sepekan,” katanya.