Mataram (ANTARA) - SMK Negeri 3 Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu lokasi pelaksanaan program Beasiswa Adem (Afirmasi Pendidikan Menengah) Repatriasi yang merupakan beasiswa bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di daerah itu.
Kepala SMK Negeri 3 Mataram Sulman Haris di Mataram, Kamis, mengatakan, program Adem Repatriasi di SMKN 3 Mataram sudah berjalan dalam dua tahun terakhir ini.
"Selama dua tahun ini, SMK Negeri 3 Mataram sudah menerima sebanyak 8 siswa Adem Repatriasi," katanya.
Menurutnya, sebanyak 8 orang siswa Adem Repatriasi itu terdiri dari 2 orang siswa pada tahun 2023 dan 6 orang siswa pada tahun 2024 dan 6 siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan.
Baca juga: Pj Gubernur NTB resmikan bengkel konversi motor listrik SMKN 3 Mataram
Beasiswa Adem Repatriasi dilaksanakan melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai salah satu upaya pemerintah untuk melaksanakan amanat dalam UUD 1945 tentang hak seluruh warga negara baik yang berada di dalam maupun luar negeri, untuk mendapatkan layanan pendidikan yang sama.
Karena itu program Adem Repatriasi itu dikhususkan bagi anak-anak PMI yang berada di luar negeri, yaitu Malaysia wilayah Sabah, Sarawak, dan Johor Bahru.
Program itu diberikan kepada siswa lulusan SMP yang akan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas atau sederajat di 108 sekolah yang tersebar di 11 provinsi.
Dalam rangka memastikan keamanan dan kenyamanan mereka, sekolah melibatkan beberapa pihak, salah satunya Babinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) dan Polsek Selaparang.
Baca juga: SMKN 3 Mataram jadi pionir transformasi pendidikan NTB
Hal itu dilakukan dalam rangka mengantisipasi maraknya keterlibatan remaja, khususnya siswa dalam pergaulan negatif, seperti judi online, narkoba, pergaulan bebas, geng motor, dan sejenisnya.
Untuk kebutuhan tempat tinggal, katanya, para siswa ditempatkan di dua lokasi rumah kontrakan yang berbeda di daerah Kampung Pelita, Kekalik Mataram.
"Satu rumah kontrakan untuk peserta laki-laki dan satu rumah kontrakan untuk peserta perempuan," katanya.
Sementara untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti makanan, kesehatan, pakaian dan ibadah mereka didampingi seorang staf Tata Usaha (TU) SMK Negeri 3 Mataram yakni Rohana, selaku ibu asuh mereka selama berada di Mataram.
Baca juga: Polisi OTT Kabid SMK Dikbud NTB terkait pungli proyek
Tentunya dengan dibantu pengawasan dari Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan dan juga RT dan lingkungan setempat untuk ikut mengontrol dan selalu mengawasi mereka.
Dengan pengawalan dan pendampingan seperti tersebut, diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman selama berada di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal mereka.
"Kami merasa bangga atas amanah dan kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah karena menjadi salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai penerima program itu," katanya.
Oleh karena itu, sekolah akan berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta selama berada dan menimba ilmu di SMK Negeri 3 Mataram.
"Tujuannya, agar ketika mereka sudah menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun mereka bisa kembali ke kampung halaman dan mampu mengimplementasikan berbagai keahlian sesuai pilihan kejuruan masing-masing berdasarkan bakat dan minat mereka," katanya.
Baca juga: SMKN 3 Mataram menggelar pelatihan konversi motor listrik