Pondok Pesantren Sulaimaniah pencetak tahfidz Quran metoda Turki

id Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Sulaimaniah pencetak tahfidz Quran metoda Turki

Ustaz Yusuf, pengajar Pondok Pesantren Sulaimaniah (tengah)

Mataram (Antaranews NTB) - Pondok Pesantren Yayasan Sulaimaniah yang berdiri di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat sejak 2016, memiliki program unggulan mencetak penghafal Al Quran dengan metode Turki Utsmani.
   
"Pada awalnya santri kita 20 orang kemudian pada 2017 yang daftar 80 orang yang lulus seleksi 20 orang. Sedangkan pada 2018 yang daftar 90 orang dan diterima 25 sebab kapasitas kita hanya 50 santri," kata Ustaz Basyar pada Antara, Kamis.
    
Ia menjelaskan santri yang sudah menyelesaikan hafalan quran 30 juz akan dilanjutkan ke Pulau Jawa selama satu tahun untuk persiapan ke Turki.
    
"Setelah setahun di Sulaimaniah Surabaya atau Jakarta baru dikirim ke Turki untuk studi selama 3 tahun," katanya.
    
Para santri Sulaimaniah mempelajari bahasa Arab dan bahasa Turki setiap hari untuk jenjang pra Al Quran, dan untuk jenjang Al Quran akan diwajibkan berbahasa Arab dan Turki.
    
Yayasan Sulaimaniah bekerja sama dengan Kementerian Agama sehingga santri akan ikut ujian persamaan untuk memperoleh ijazah setara SMA.
     
Yayasan Sulaimaniah mulai kiprahnya di Indonesia pada 2005 dan sekarang sudah ada 44 cabang di seluruh Indonesia.
    
"Akan terus ada pengembangan, di Praya Lombok Tengah sudah mulai pembangunan dan dalam waktu dekat di Pringgabaya Lombok Timur," kata Ustaz Basyar.
    
Yayasan Sulaimaniah Cabang Mataram memiliki 4 pengajar orang Indonesia alumni Turki  dan satu orang Turki bernama Yusuf yang masih berusia 25 tahun.
    
"Saya sudah 3 tahun di Lombok," kata Ustaz Yusuf dengan bahasa Indonesia.
    
Ia mengajarkan bahasa Turki dan "tarikh" Turki Utsmani dengan bahasa pengantar Indonesia.
     
Salah satu sisi yang unik di Sulaimaniah adalah panggilan 'Abi' untuk para pengajar, dimana kalau di pondok-pondok lain biasanya dipanggil 'ustaz'.
    
"Kata 'Abi' adalah bahasa Turki yang berarti kakak, ini untuk mendekatkan psikologi santri dengan para pengajar, kata Ustaz Yusuf.