Pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan ketiga dipastikan membaik

id NTB,Pemprov NTB,Pertumbuhan Ekonomi NTB Membaik,pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan ketiga dipastikan membaik

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, Lalu Moh Faozal. ANTARA/Nur Imansyah.

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat optimis di triwulan ketiga ekonomi semakin membaik meski pertumbuhan ekonomi NTB di triwulan I tahun 2025 minus di angka 1,47 persen.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi NTB, Lalu Moh Faozal mengakui pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 turun di angka minus 1,47 persen disebabkan tidak adanya ekspor tambang.

"Disampaikan oleh Kepala BPS bahwa salah satu penyebab kontraksi pertumbuhan ekonomi NTB, adalah sektor tambang," ujarnya di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan penurunan tajam di sektor tambang dan ekspor ini terjadi sejak tahun 2024. Izin ekspor tambang tidak ada sejak tiga bulan awal 2025 .

"Sejak Oktober 2024 hingga Maret 2025 hanya sekali ekspor oleh PT AMNT. Sementara, pengelola smelter belum beroperasi," ucapnya.

Baca juga: Pemprov NTB diminta fokus tingkatkan sektor riil dongkrak ekonomi

Kendati demikian, menurut Faozal, pertumbuhan ekonomi non tambang Provinsi NTB mencapai 5,57 persen. Begitupun dengan daya beli masyarakat tidak terpengaruh.

"Ini merupakan hal yang positif dalam perputaran ekonomi NTB sehingga terus berkembang," katanya.

Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin mengatakan, kendati sektor tambang mengalami kontraksi, di sektor pertanian yang merupakan sektor basis di NTB, tumbuh 10,18 persen.

"Ini merupakan angka terbaik dalam lima tahun terakhir," katanya.

Baca juga: NTB kini tak lagi bergantung pada sektor tambang

Wahyudin tidak memungkiri ekonomi tambang memiliki keterkaitan yang cukup kuat dengan perekonomian NTB. Mengingat sektor tambang berpengaruh sangat besar terhadap PDRB NTB, sehingga gangguan ini berdampak langsung dan besar terhadap angka pertumbuhan ekonomi NTB.

"Sampai dengan triwulan I, indeks keyakinan konsumen masih berada di area yang positif. Daya beli masyarakat, tumbuh 4,18 persen. Tidak terpengaruh dengan kontraksi di sektor pertambangan," ucapnya.

Adapun strategi yang perlu dilakukan oleh pemerintah, sambungnya, dengan memulai diversifikasi ekonomi dan hilirisasi.

"Termasuk revitalisasi pariwisata domestik, reaktivasi perdagangan ekspor serta optimalisasi APBD sebagai stimulus ekonomi," katanya.

Baca juga: Dengan pertanian, Ekonomi NTB diprediksi tumbuh tinggi tanpa tambang

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi jadi prioritas di Lombok Timur

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.