Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan optimalisasi sentra-sentra industri garam untuk memenuhi kebutuhan lokal agar Nusa Tenggara Barat mandiri garam.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dislutkan NTB Karim Marasabessy di Mataram, Senin, mengatakan garam dapur yang telah diperkaya dengan yodium selama ini banyak dipasok dari Jawa Timur.
"Kami mengharapkan pabrik garam yang sudah dibangun tahun 2024 di Bima, (produknya) itu kami arahkan untuk dipasarkan ke wilayah Nusa Tenggara Barat," ujar dia.
Pabrik pengolahan garam berkapasitas 10 ton per tahun baru saja selesai dibangun di Desa Pandai, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Pabrik yang didanai oleh pemerintah pusat tersebut bertujuan untuk mendongkrak kualitas dan nilai jual garam di sana.
Baca juga: Gubernur NTB terpilih Iqbal dukung swasembada garam nasional
Karim mengatakan sentra industri garam dan pabrik pengolahan yang saat ini sudah terbangun dapat mengurangi ketergantungan masyarakat Nusa Tenggara Barat terhadap garam yang didatangkan dari luar daerah.
"Wilayah Bima dan wilayah Sumbawa sebagai produsen garam untuk wilayah yang ada di Pulau Sumbawa, selain yang ada di Lombok Timur," ujar dia.
Lebih lanjut Karim mengatakan produksi garam rakyat di Bima dan Dompu yang menggunakan skema pengendapan secara tradisional memiliki kadar natrium klorida (NaCl) di bawah 90 persen. Itu akan mempengaruhi harga jual garam rakyat.
Oleh karena itu, Dinas Kelautan dan Perikanan NTB mendorong garam rakyat masuk ke pabrik pengolahan supaya kadar NaCl meningkat dengan angka minimal 97 persen.
Baca juga: Harga garam di Lombok Tengah NTB untungkan petani
Sejauh ini hasil produk olahan garam yang punya kadar natrium klorida tinggi ada di Lombok Barat. Pemerintah daerah di sana juga memiliki kebijakan meminta masyarakat dan aparatur sipil negara untuk membeli garam lokal.
"Pabrik yang sudah bagus di Lombok Barat. Di sana kadar natrium klorida yang menghasilkan garam sudah bagus dan kebijakan pemerintah daerah meminta masyarakat, terutama pegawai negeri untuk membeli garam produksi sendiri. Kami harap kabupaten lain punya pola (kebijakan) seperti itu," kata Karim.
Berdasarkan hasil kajian Kementerian Kelautan dan Perikanan, NTB menjadi calon lokasi sentra garam nasional karena besarnya potensi pengembangan di wilayah tersebut lantaran punya lahan luas hingga dukungan pemerintah daerah.
Baca juga: Produksi garam NTB menurun pengaruh cuaca ekstrem
Lokasi-lokasi yang potensial untuk sentra industri garam di provinsi tersebut terletak di Desa Labuan Bontong yang ada di Kecamatan Terano, Desa Sepayung yang berlokasi di Kecamatan Plampang, serta Desa Plampang yang ada di Kecamatan Plampang. Semuanya berada di Kabupaten Sumbawa.
Sedangkan, lokasi potensial di Kabupaten Bima berada di Desa Donggobolo yang terletak di Kecamatan Woha.
Program pembangunan sentra industri gram yang terintegrasi dari hulu ke hilir menjadi salah satu upaya pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mewujudkan target swasembada garam industri.
Baca juga: NTB membangun rumah Tunnel tingkatkan kualitas garam