PELAKU PARIWISATA MINTA PEMERINTAH PUSAT PERBAIKI JALAN

id

         Mataram, 14/10 (ANTARA) - Para pelaku pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta kepada pemerintah pusat untuk bisa memberikan perhatian yang lebih terhadap perbaikan jalan di sekitar obyek wisata Gunung Tambora.

         "Jalan menuju lokasi wisata itu rusak parah," kata Wakil Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB, Ahmad Khair, pada acara workshop pengembangan koridor ekowisata Tambora-Ruteng, yang digelar Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar), di Mataram, Rabu.

         Kegiatan workshop tersebut menghadirkan nara sumber pengamat geologi dari Museum Geologi Bandung, Dr. Indyo Pratomo, pengamat pariwisata, S. Sekartjakrarini, Ph.D, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, NTB, H. Lalu Gita Aryadi.

         Kegiatan yang diikuti oleh para pelaku pariwisata di NTB dan utusan dari dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten/kota seluruh NTB itu bertujuan menyamakan persepsi tentang bagaimana membuat strategi pengembangan koridor ekowisata Tambora-Ruteng, sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah itu.

         Ahmad mengatakan, pihaknya menginginkan standar jalan yang bisa membuat para tamu merasa nyaman, sehingga daerah itu mendapat kesan yang bagus. Sementara ini, secara umum sarana prasarana jalan di sekitar kawasan wisata Gunung Tambora perlu dibenahi.

         "Sebagaimana komentar dari para pelaku pariwisata baik dari pusat maupun daerah yang telah melakukan penelitian ke Tambora, sarana jalan harus perlu dibenahi, sehingga dalam menjual produk wisata yang ada di kawasan itu, kita tidak kesulitan," ujarnya.

         Ahmad berharap agar pemerintah pusat memfokuskan sarana dan prasarana menuju obyek-obyek wisata di sekitar dan menuju Tambora agar dalam memberikan pelayanan bisa maksimal.

         Selain itu, para pelaku pariwisata tidak ragu-ragu dalam memberikan informasi kepada para wisatawan tentang kondisi di kawasan wisata tersebut.

         Hal senada juga disampaikan Abdul Kadir, utusan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Bima, NTB. Dia mengatakan, jalan menuju obyek wisata di daerahnya belum begitu memadai.

         Padahal, kata dia, saat ini di seluruh kabupaten/kota yang ada di Pulau Sumbawa, juga diprioritaskan menjadi salah satu daerah tujuan wisata guna mendukung terwujudnya "Visit Lombok-Sumbawa 2012" dengan target angka kunjungan satu juta wisatawan.

         Program "Visit Lombok-Sumbawa 2012" tersebut sudah dilaunching oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 6 Juli 2009, di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat.

         "Makanya perlu ada perhatian serius dari pemerintah pusat agar lebih memfokuskan pembangunan jalan di wilayah Pulau Sumbawa," ujarnya.

         Sementara itu, Kasubdit Keterpaduan Antar Wilayah, Depbudpar, Agus Priyono, megatakan, untuk membangun sebuah jalan di suatu wilayah khususnya di kawasan wisata perlu kajian dari berbagai aspek.

         Aspek-aspek yang menjadi kajian itu diantaranya jalan yang akan dibangun itu merupakan akses masyarakat banyak dan memiliki dampak ekonomi yang cukup luas bagi masyarakat sekitar.

         "Kalau itu sudah bisa dipenuhi tinggal daerah mengajukan proposal melalui Depbudpar, nanti kami yang akan berkoordinasi dengan Departemen Pekerjaan Umum (PU) sebagai pemegang kewenangan," ujarnya. (*)