DKP NTB mengembangkan budi daya benih kerang mutiara

id DKP NTB,Kerang Mutiara,Sekotong,Lombok Barat

DKP NTB mengembangkan budi daya benih kerang mutiara

Kepala Bidang Perikanan Budi Daya DKP NTB, Sasi Rustandi (kiri), menyerahkan secara simbolis bantuan sarana prasarana budi daya benih kerang kepada kelompok nelayan di Desa Sekotong Tengah, Lombok Barat, Selasa (29/10/2019). (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nusa Tenggara Barat mengembangkan budi daya benih kerang mutiara bersama kelompok nelayan di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, sebagai salah satu program meningkatkan pendapatan nelayan di desa miskin.

"Itu adalah salah satu program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di desa miskin," kata Kepala Bidang Perikanan Budi Daya DKP NTB, Sasi Rustandi, di Lombok Barat, Selasa.

Ia menyebutkan program pengembangan budi daya benih kerang tersebut dibiayai dari dana ABPD tahun anggaran 2019 senilai Rp248 juta untuk dua kelompok pembudidaya di Desa Sekotong Tengah, yakni Kelompok Mutiara Baru, dan Harapan Baru.

Dua kelompok tersebut diberikan bantuan berupa sarana dan prasarana, seperti poket untuk menaruh benih kerang, long line, dan perahu dengan mesin 6,5 PK. Satu paket bantuan untuk satu kelompok senilai Rp124 juta.

"Semua bantuan tersebut sudah dimanfaatkan untuk membudidayakan benih kerang mutiara oleh dua kelompok penerima. Kami sudah melakukan peninjauan lapangan terkait pemanfaatannya," ujarnya.

Dengan adanya bantuan tersebut, kata dia, diharapkan nelayan mampu menghasilkan pendapatan lain di luar aktivitas penangkapan ikan di laut yang menjadi sumber mata pencaharian pokok untuk menghidupi keluarganya.

Melalui program tersebut juga diharapkan akan memberikan efek positif terhadap para nelayan lainnya untuk ikut membudidayakan benih kerang mutiara. Sebab, pasar komoditas tersebut masih sangat bagus dan harganya juga relatif mahal.

Selama ini, kata Sasi, perusahaan penghasil mutiara kesulitan untuk menghasilkan benih kerang mutiara karena membutuhkan sumber daya manusia relatif banyak dan jangka waktu menghasilkan kerang mutiara relatif lama, yakni satu tahun.

"Kalau mereka (perusahaan) bisa beli kerang mutiara dari masyarakat lebih mudah, kemungkinan resiko kematian bisa ditekan, dari pada membenihkan sendiri dari awal," ucapnya pula.

DKP NTB juga berharap Desa Sekotong Barat yang merupakan salah satu dari 100 desa miskin sesuai Surat Keputusan Gubernur NTB tahun 2019 bisa mengalami kemajuan dari berkembangnya budi daya benih kerang mutiara karena memiliki nilai jual relatif mahal.

Ketua Kelompok Harapan Baru Junaidi, merasa bersyukur mendapatkan bantuan sarana dan prasarana budi daya benih kerang mutiara dari Pemerintah Provinsi NTB. Dengan bantuan tersebut bisa menciptakan lapangan pekerjaan alternatif bagi nelayan, dan tidak hanya bergantung pada aktivitas menangkap ikan di laut saja.

"Terima kasih atas bantuan yang diberikan. Dengan bantuan ini, saya bersama anggota bisa mendapat pekerjaan tambahan dengan penghasilan bisa mencapai Rp100 juta satu kali panen. Selama ini hanya menjadi nelayan," tutur Junaidi.