ACT memberikan bantuan untuk PAUD terdampak gempa di NTB

id ACT NTB,PAUD Al Husna,gempa bumi

ACT memberikan bantuan untuk PAUD terdampak gempa di NTB

Murid-murid PAUD Al Husna, di Desa Selebung, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, tetap semangat belajar dan bermain meskipun gedung sekolahnya belum dibangun setelah runtuh akibat gempa bumi pada 2018. (Foto ACT NTB)

Mataram (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Nusa Tenggara Barat memberikan bantuan paket sekolah untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Husna di Desa Selebung, Lombok Tengah, yang masih terdampak gempa bumi pada 2018.

"Penyaluran bantuan tersebut adalah bagian dari ikhtiar kami dalam program pemulihan setelah gempa Lombok," kata Kepala Cabang ACT NTB Lalu Muhammad Alfian di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan pihaknya masih terus membangun sekolah dan masjid di Pulau Lombok. Upaya tersebut sudah berlangsung selama hampir dua tahun setelah rentetan gempa bumi pada Juli-Agustus 2018.

Menurut Alfian, gempa bumi yang relatif besar melanda Pulau Lombok dan Sumbawa pada 2018 masih menyisakan tugas yang belum selesai. Termasuk proses pembangunan sarana-prasarana pendidikan. Bahkan beberapa sekolah yang berstatus swasta banyak yang belum terbangun, meskipun sudah hampir dua tahun setelah gempa bumi.

Oleh sebab itu, ACT melalui program Kemitraan tetap melaksanakan pendampingan untuk PAUD/TK. Kegiatan tersebut masih berjalan di Kabupaten Lombok Utara, dan Lombok Tengah. Salah satunya di PAUD Al Husna, Desa Selebung, Kabupaten Lombok Tengah.

"Kami terus membersamai warga di Pulau Lombok dalam proses pemulihan. Kami berharap dengan program Kemitraan tersebut dapat meringankan beban trauma anak-anak PAUD di Lombok," ujarnya.

Alfian menyebutkan PAUD Al Husna memiliki siswa dan siswi sebanyak 30 orang dan 2 orang ustadzah.

Dua orang tenaga pendidik tersebut tetap semangat mengajar murid-muridnya meskipun dalam keterbatasan setelah gempa bumi.

Ia menambahkan terhitung sudah tiga kali PAUD itu berpindah tempat belajar. Pertama di tenda sementara, namun banyak murid merasa tidak nyaman akibat suhu panas, sehingga dipindahkan ke "berugak" (gazebo" agar merasa nyaman.

Namun terjadi insiden kecil saat proses belajar mengajar, ada seorang murid terjatuh dari gazebo. Setelah insiden tersebut pengurus Yayasan Almansyuriah memutuskan untuk memindahkan kegiatan belajar di bangunan sekolah sementara milik MTs Almansyuriah.

"Tapi yang menjadi kendala murid-murid PAUD harus berbagi ruang kelas selama proses belajar dengan siswa-siswi MTs," kata Alfian.

Yuli Handayani, salah satu pembina dan pengurus PAUD Al Husna mengaku merasa sedih melihat murid-muridnya yang tetap semangat belajar, meskipun dalam kondisi terbatas.

"Hampir semua bangunan yang dipakai untuk proses belajar mengajar runtuh. Kami berupaya agar murid tetap semangat belajar dan tidak terputus. Sebab, banyak sekali anak-anak yang tidak bersekolah di sini karena kendala ekonomi," tutur Yuli.

Ia juga sangat bersyukur atas bantuan perlengkapan sekolah yang diberikan oleh ACT NTB. Bantuan tersebut tentu akan menambah semangat murid-muridnya untuk tetap bersekolah.