Jakarta (ANTARA) - Seorag dokter dari Ikatan Dokter Indonesia menganjurkan agar sekolah lebih baik mengajarkan cara mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir secara benar ketimbang mewajibkan para siswa menggunakan masker ke sekolah.
"Ini juga suatu kepanikan, sebetulnya yang harus dijaga adalah anak-anak sekolah diajarkan cuci tangan. Kalau perlu demonstrasi (cuci tangan) bersama gurunya bareng-bareng," kata dr Erlina Burhan Sp.P(K) di kantor PB IDI Jakarta, Kamis.
Seharusnya, kata Erlina, sekolah mengimbau kepada siswa dan orang tua siswa agar tidak perlu berangkat ke sekolah jika sedang mengalami sakit infeksi saluran pernapasan agar tidak menularkan ke lingkungan di sekolah. Siswa yang sakit sebaiknya beristirahat di rumah dan berobat.
"Bukan mewajibkan murid pakai masker, yang justru diajarkan adalah cara mencuci tangan dan juga perlu cara pakai masker yang benar," kata dia.
Selain itu Erlina juga mengimbau agar sekolah tidak perlu melarang siswa bersalaman dengan guru-gurunya. Justru dia menganjurkan para guru untuk selalu mencuci tangan agar tangannya bersih saat ada murid yang bersalaman sambil mencium tangan guru.
"Terutama guru, guru harus cuci tangan. Anak kalau sekolah salaman sama gurunya, dicium tangan gurunya. Tangan guru harus bersih, guru wajib cuci tangan," kata Erlina.
Semenjak terdapat dua kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia, masyarakat dan berbagai kalangan bereaksi berlebihan terhadap berita tersebut. Tidak hanya orang yang ramai-ramai memborong masker, beberapa sekolah pun menganjurkan muridnya menggunakan masker ke sekolah.
Selain itu beberapa sekolah juga menyarankan agar murid tidak bersalaman dengan gurunya karena untuk menghindari perpindahan kuman dari tangan ke tangan. Menurut Erlina, hal tersebut merupakan suatu kepanikan yang berlebihan.
Berita Terkait
National retail industry has recovered from COVID-19 effects: Minister
Kamis, 2 Mei 2024 17:15
TTS akibat vaksin AstraZeneca sangat langka
Rabu, 1 Mei 2024 19:43
CKPN sebut Cadangan kerugian perbankan per Februari bisa tutup kredit macet
Rabu, 3 April 2024 6:26
OJK mengumumkan restrukturisasi kredit COVID-19 berakhir
Minggu, 31 Maret 2024 19:39
Stimulus restrukturisasi kredit COVID-19 capai Rp830,2 triliun
Minggu, 31 Maret 2024 19:30
OJK akhiri restrukturisasi kredit
Minggu, 31 Maret 2024 18:47
Mantan Presiden Jair Bolsonaro dituduh palsukan data vaksinasi COVID
Rabu, 20 Maret 2024 8:04
COVID-19 pandemic provideslesson to anticipate unknown viruses
Senin, 4 Maret 2024 5:40