Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai melakukan penataan dan peremajaan cat bangunan tua bersejarah di kawasan Kota Tua Ampenan guna mewujudkan sebuah objek wisata Kota Tua Ampenan.
"Tahapan sosialisasi untuk penataan bangunan tua, sudah selesai dan semua pemilik rumah menyatakan setuju," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Senin.
Hal tersebut disampaikan seusai melakukan rapat koordinasi dan ekspose penataan Kota Tua Ampenan yang diikuti sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan dipimpin langsung Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana.
Untuk melakukan penataan bangunan dan pedestrian membutuhkan anggaran sekitar Rp850 juta. Dengan anggaran itu, bangunan-bangunan tua bersejarah di kawasan Ampenan ditata dengan cat senada dengan ciri khas tersendiri.
Baca juga: Merawat cagar budaya Kota Tua Ampenan di Mataram
Dikatakan, setelah dilakukan pendataan terhadap kondisi sekitar 35 rumah atau bangunan tua milik warga di sepanjang Jalan Pabean dan Saleh Sungkar, dibutuhkan anggaran sekitar Rp550 juta untuk perbaikan dan ongkos cat sebab untuk cat Pemerintah Kota Mataram dapat bantuan dari pihak ketiga.
Selain itu, jika dilakukan penataan lagi terhadap pedestrian dengan menambah "bollard" atau aksesori bol-bola di pedestrian, serta menambah kursi sebagai tempat istirahat seperti di sepanjang Jalan Pejanggik, maka dibutuhkan anggaran lagi sekitar Rp300 juta.
"Dengan demikian, kebutuhan anggaran untuk penataan tersebut menjadi sekitar Rp850 juta," katanya.
Sementara, lanjutnya, anggaran yang tersedia saat ini Rp200 juta, sehingga kekurangan anggaran akan diusulkan di APBD perubahan 2024.
Baca juga: Mataram siapkan anggaran Rp9 miliar beli bangunan tua bekas Bank Belanda
Pasalnya, kegiatan penataan bangunan tua di sepanjang Jalan Pabean ditargetkan rampung bersamaan dengan revitalisasi Pantai Ampenan pada akhir Desember 2024, yang sumber anggaran dari bantuan dari pemerintah pusat Rp4,5 miliar.
Sementara untuk warna cat bangunan tua di sepanjang Jalan Pabean yang merupakan jalan utama menuju objek wisata Pantai Ampenan ini, akan dicat warga hijau giok.
"Warna hijau giok di sepakati, karena warna tersebut memiliki nuansa tionghoa selain warga merah dan kuning," katanya.
Selain itu, dalam ilmu Feng Shui Cina menyebutkan warga giok hijau yang merata sebagai keberuntungan dan kebahagiaan.
Baca juga: Mataram siapkan konsep pembuatan museum di Kota Tua Ampenan
Karena itu, diharapkan dengan pemilihan warna tersebut, bisa menarik minat wisatawan datang ke Kota Tua Ampenan, sehingga bisa menjadi keberuntungan bagi warga Kota Mataram.
Kegiatan penataan dan pengecatan bangunan tua di Jalan Pabean sudah dimulai dengan tahap sosialisasi kepada pemilik bangunan, dan rata-rata pemilik bangunan setuju dan tidak ada yang menolak.
Karena itu, dengan anggaran yang tersedia saat ini Rp200 juta, Dinas PUPR mulai melakukan perbaikan rumah warga yang dinilai perlu di perbaiki sebelum dilakukan pengecatan.
"Misalnya, jika ada jendela, tembok, lisplang atau bagian lain yang rusak kita perbaiki dulu, setelah itu baru di cat seragam," katanya.