Bangunan bersejarah di Kota Tua Ampenan Mataram didata

id Kota Mataram,Kota Tua ,Ampenan

Bangunan bersejarah di Kota Tua Ampenan Mataram didata

Kawasan Kota Tua Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang berpotensi menjadi situs UNESCO. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan pendataan terhadap bangunan-bangunan bersejarah atau heritage di wilayah Kecamatan Ampenan untuk mendukung Kota Tua Ampenan sebagai situs pariwisata UNESCO.

Camat Ampenan Kota Mataram Muzakir Walad di Mataram, Sabtu, mengatakan, bangunan heritage tidak hanya terpusat pada kawasan setelah jembatan Ampenan hingga ke bekas Pelabuhan Ampenan.

"Tetapi, banyak juga bangunan heritage yang bisa ditemui sebelum Jembatan Ampenan," katanya.

Baik itu bangunan heritage yang memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, maupun kebudayaan.

Baca juga: Kota Tua Ampenan Mataram jadi referensi wisatawan mancanegara

Seperti Lapangan Legenda Malomba juga merupakan bangunan heritage karena kawasan itu merupakan barak prajurit Belanda, hingga ke arah timur Kantor Camat Ampenan dan Taman Kapita.

Selain itu, ada juga bangunan Masjid Nurul Umar yang dibangun tahun 1923 yang sebelumnya bernama Masjid Sirothol Mustaqim, begitu juga dengan pabrik kecap Wisin.

"Kalau di telusuri, heritage di Kota Tua Ampenan sangat banyak, dan itu bisa menjadi potensi wisata sejarah ketika sudah ada pengakuan dari UNESCO," katanya.

Baca juga: Satpol PP siaga di objek wisata Pantai Ampenan Mataram

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra sebelumnya mengatakan, ketika legitimasi dari UNESCO sudah didapatkan sebagai situs warisan dunia, bisa berdampak juga pada kunjungan wisatawan luar negeri ke Kota Tua Ampenan.

"Karena itu, mulai sekarang kami harus berbenah melakukan penyiapan berbagai konsep untuk mendukung Kota Tua Ampenan sebagai situs UNESCO," katanya.

Konsep yang disiapkan itu tentu dari berbagai hal selain fasilitas, sarana, akomodasi, juga harus disiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, terutama terhadap kelompok sadar wisata (Pokdarwis), sebab merekalah yang nantinya akan setiap hari berada di kawasan tersebut.

Baca juga: Masalah sampah masih jadi tantangan di Kota Tua

Selain itu, ketika Kota Tua Ampenan ditetapkan sebagai situs UNESCO, maka berbagai hal pendukung di kawasan tersebut harus berstandar internasional terutama dalam kebersihan lingkungan.

Dalam proses tersebut, Dispar Kota Mataram akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan selaku pemangku kebudayaan sebab salah satu warisan dari Kota Tua adalah kebudayaan serta pihak-pihak terkait lainnya.

Baca juga: Siswa di Mataram dapat edukasi tentang Kota Tua Ampenan

Warisan Kota Tua Ampenan lain yang bisa dijadikan sebagai situs UNESCO di antaranya bekas Pelabuhan Ampenan, kelenteng, rumah dan bangunan tua yang hingga saat ini masih dilestarikan terutama di sepanjang Jalan Pabean.

"Jalan Pabean ini menjadi salah satu titik bukti sejarah panjang tentang Pelabuhan Ampenan yang saat itu menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat," katanya.