Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram Mohan Roliskana mengatakan tradisi pawai Ogoh-Ogoh bukan sekadar perayaan budaya, tetapi sarana introspeksi untuk membersihkan diri dari sifat buruk dan menyambut tahun baru dengan jiwa lebih suci.
"Ogoh-Ogoh yang diarak hari ini merupakan simbol kekuatan negatif yang harus kita kendalikan dalam kehidupan sehari-hari," katanya saat menyampaikan sambutan sebelum kegiatan pelepasan pawai Ogoh-Ogoh di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat.
Pawai Ogoh-Ogoh tersebut diikuti sekitar 114 peserta dihadiri juga oleh Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, ketua panitia Anak Agung, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya.
Ia mengatakan prosesi Ogoh-Ogoh mengajarkan tentang kejahatan, ketamakan, dan kebencian yang harus dikendalikan dan dimusnahkan demi mencapai kehidupan yang lebih harmonis.
Baca juga: Polisi alihkan arus lalu lintas saat pawai ogoh-ogoh di Mataram
Oleh karena itu, dia mengharapkan, kegiatan pawai Ogoh-Ogoh yang mengekspresikan seni dan inovasi dapat tetap menjaga batasan-batasan dengan penuh tanggung jawab.
"Ogoh-ogoh bagian tradisi, dan yang wajib dilaksanakan adalah catur brata penyepian yang dilaksanakan nanti malam, semoga berjalan lancar dan penuh kekhidmatan," katanya.
Di sisi lain, ia mengatakan, tema Hari Raya Nyepi Nasional tahun ini, "Manawasewa, Madawasewa - Menuju Indonesia Emas 2045", memiliki makna yang mendalam.
Manawasewa, katanya, mengajarkan umat untuk melayani sesama manusia dengan ketulusan, sedangkan Madawasewa mengajarkan untuk mengabdi kepada Tuhan dengan sepenuh hati.
"Nilai-nilai itulah yang harus kita wujudkan dalam kehidupan bermasyarakat agar Indonesia, khususnya Kota Mataram, semakin maju dan sejahtera menuju 100 tahun kemerdekaan," katanya.
Baca juga: Polisi siapkan pengamanan ogoh-ogoh bertepatan Ramadhan 2025
Sebagai bagian dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, katanya, harus menjadikan kebersamaan dan gotong royong sebagai landasan dalam membangun peradaban yang unggul.
Melalui kegiatan seperti pawai Ogoh-Ogoh, katanya, dapat melihat semangat kreativitas generasi muda, kebersamaan lintas agama dan budaya, serta semangat menjaga warisan leluhur.
"Ini adalah wujud nyata dari komitmen kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.
Di sisi lain, ia mengapresiasi seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam menyukseskan acara tersebut, terutama panitia, peserta, dan masyarakat yang turut menjaga ketertiban serta keamanan.
"Mari kita jadikan perayaan ini sebagai ajang refleksi untuk memperkuat karakter bangsa yang penuh dengan toleransi, kebersamaan, dan semangat gotong royong," katanya.
Baca juga: Mataram menyiapkan petugas untuk tangani sampah seusai pawai ogoh-ogoh
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal berharap, pawai Ogoh-Ogoh tidak lagi milik umat Hindu melainkan milik semua warga NTB.
"Ini menjadi kewajiban kami untuk membesarkan dan melestarikan tradisi, agar ke depan bisa dilaksanakan lebih baik, lebih besar, dan sentuhan rohani bagi masyarakat NTB juga lebih besar," katanya.
Ia juga mengapresiasi peserta pawai Ogoh-Ogoh yang meskipun berlangsung tengah bulan Ramadhan, namun di sepanjang jalan memberikan penghormatan bagi umat Muslim yang sedang beribadah puasa sebagai bentuk toleransi.
"Mari tunjukkan dan buktikan ke dunia, kita adalah warga yang cinta damai, toleransi umat beragama, dan solidaritas warga NTB. Semoga acara ini memberikan kekuatan rohani umat Hindu untuk mulai menjalankan tribrata penyepian," katanya.
Baca juga: DLH siapkan konsep kelola sampah dua kegiatan besar keagamaan di Mataram