Jenewa (ANTARA) - Sekitar 120 juta tes diagnostik cepat COVID-19 akan tersedia untuk negara miskin, dengan harga maksimal 5 dolar AS (sekitar Rp74.491) per unit, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (28/9).
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan perusahaan Abbott dan SD Biosensor, bersama Yayasan Bill & Melinda Gates, sepakat "menyediakan 120 juta tes diagnostik cepat COVID-19 yang baru, sangat portabel dan mudah digunakan selama periode enam bulan."
Dalam konferensi pers di Jenewa, Tedros mengatakan tes saat ini masing-masing dihargai 5 dolar AS namun ke depannya diharapkan menjadi lebih murah.
"Ini akan dapat memperluas pengujian, apalagi di daerah yang sulit terjangkau, yang tidak memiliki fasilitas laboratorium atau tenaga medis yang cukup terlatih untuk melakukan tes," kata Tedros.
"Hal ini penting untuk meningkatkan kapasitas pengujian dan sangat penting untuk daerah dengan transmisi tinggi."
Sumber: Reuters
Berita Terkait
NTB sudah melakukan 5.000 tes cepat antigen gratis untuk sopir truk
Selasa, 3 Agustus 2021 8:56
NTB bakal gratiskan tes cepat untuk wisatawan
Jumat, 2 Juli 2021 19:34
Inggris memperpanjang izin tes cepat COVID-19
Jumat, 18 Juni 2021 11:00
5.300 guru di Kota Mataram siap tes cepat COVID-19
Rabu, 6 Januari 2021 16:04
RSUD Mataram menemukan pasien reaktif COVID-19 dari hasil tes cepat antigen
Rabu, 30 Desember 2020 14:06
Pemkot: Tes cepat antigen COVID-19 membantu pelacakan kasus
Selasa, 22 Desember 2020 20:54
RSUD Mataram menyiapkan pelayanan tes cepat antigen COVID-19
Senin, 21 Desember 2020 17:51
Guru di Kota Mataram akan tes cepat COVID-19
Jumat, 18 Desember 2020 21:27