Mataram, 18/12 (ANTARA) - Sadam Ahmad (40), petani Desa Pekat, Kecamatan Pekat, Dompu, mengadu ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat, menyusul dugaan penipuan bermodus membantu pembelian traktor dengan harga murah.
Pengaduan tersebut diterima oleh Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Nusa Tenggar Barat (NTB) H. Usman Fauzi, di Mataram, Sabtu.
Sadam menjelaskan kronologi dugaan penipuan yang dilakukan oleh seorang oknum pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pertanian Dompu berinisial H, yakni akan membantu pembelian traktor merek Kubota yang harganya lebih murah dibandingkan harga di toko.
"Saya dijanjikan akan memperoleh enam unit traktor merek Kubota dengan harga Rp15 juta. Sepengetahuan saya traktor merek tersebut di toko harganya sekitar Rp19 juta. Makanya saya mau menerima tawaran oknum itu," ujarnya.
Untuk merealisasikan bantuan traktor murah yang mengatasnamakan Distan TPH NTB itu, H meminta uang sebesar Rp20 juta sebagai uang muka dan biaya administrasi kelancaran proses di Distan TPH NTB.
Uang tersebut dicairkan dalam dua tahap melalui dua rekening bank berbeda yaitu BNI dan BRI. Setelah uang ditransfer, enam unit traktor tersebut akan dikirim paling lambat 26 November 2010.
"Tetapi sampai hari ini saya tunggu traktor itu tidak datang. Saya diteror sama keluarga karena uang Rp20 juta itu adalah urunan dari beberapa anggota keluarga yang berharap mendapat bantuan traktor dengan harga murah," ujarnya.
Sadam juga mengaku mendapatkan informasi bahwa oknum tersebut juga diduga melakukan penipuan dengan modus yang sama terhadap sejumlah warga di delapan kecamatan di Dompu.
Total uang yang diperoleh dari dugaan penipuan dengan modus pembelian traktor dengan harga murah mencapai Rp155 juta.
Ia bersama warga dari delapan kecamatan yang menjadi korban sudah melaporkan dugaan penipuan tersebut ke Polres Dompu. Aparat saat ini tengah mencari oknum yang diketahui tidak pernah masuk kantor setelah dugaan penipuan ini diketahui masyarakat.
"Saya juga sudah mencari istrinya yang bekerja di salah satu instansi pemerintah, tetapi juga tidak pernah bisa ketemu. H menghilang sejak kasus ini mengemuka. Kepala Dinas Pertanian Dompu bahkan baru tahu kalau anak buahnya melakukan tindakan tidak bertanggung jawab," ujar Sadam berharap kepada pemerintah bisa membantu masalahnya.
Menanggapi masalah tersebut, Sekretaris Distan TPH NTB, H. Usman Fauzi, menegaskan bahwa tidak ada bantuan atau pembelian traktor dengan harga murah kepada para petani, apalagi secara individu.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya meminta aparat mengusut masalah tersebut dan mengimbau petani untuk berhati-hati terhadap iming-iming bantuan pertanian, apalagi mengatasnamakan Pemerintah Provinsi NTB.
"Di provinsi tidak ada program bantuan traktor, apalagi untuk perseorangan. Kalaupun ada bantuan untuk petani, biasanya diberikan kepada kelompok tani, tidak individu," ujar Usman.(*)
