Asisten II Setda KLU Buka Workshop Dukungan Infrastruktur dan Pemulihan Livelihood

id Lombok Utara,Paluma Nusantara,UNDP

Asisten II Setda KLU Buka Workshop Dukungan Infrastruktur dan Pemulihan Livelihood

Eorkshop akhir program Dukungan Rekonstruksi Infrastruktur Masyarakat dan Pemulihan Livelihood yang merupakan program PALUMA Nusantara bersama PETRA UNDP di aula kantor Bupati Lombok Utara, Selasa (12/1/2021). Foto Humaspro KLU

Mataram (ANTARA) - Mewakili Bupati Lombok Utara, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) H Rusdi membuka workshop akhir program Dukungan Rekonstruksi Infrastruktur Masyarakat dan Pemulihan Livelihood yang merupakan program PALUMA Nusantara bersama PETRA UNDP di aula kantor bupati setempat, Selasa (12/1). 

Hadir pula Kepala Bappeda KLU Heryanto SP, Kepala Desa Sambik Elen Muhammad Katur, Kepala Desa Genggelang Almaududi, perwakilan stakeholders terkait, jaringan NGO serta tamu undangan lainnya.

Sebelum membuka workshop, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda KLU H Rusdi dalam sambutannya mengatakan ketika sekitar empat bulan silam, Lombok Utara kekeringan, tetapi setelah musim hujan airnya melimpah. Masalah itu yang perlu diperhatikan, manajemen pengelolaan air.

"Pola pemberdayaan masyarakat yang menjadi penegasan kita adalah pengelolaan infrastruktur, karena butuh pemeliharaan yang diantisipasi, supaya umur konstruksi yang dibuat sesuai dengan yang diharapkan. Pemanfaatannya, jangan sampai banyak air terbuang," tutur mantan Kadis Lingkungan Hidup KLU itu.

Lebih lanjut, ia mengatakan Pemda KLU membutuhkan partisipasi semua pihak dalam pembiayaan, pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur dan pengembangan ekonomi. Oleh karenanya, rencana yang dibuat selama lima tahun sebagai renstra OPD.

Dalam kesempatan itu, Kepala Bappeda KLU Heryanto menyatakan dukungan awal dari UNDP untuk Lombok Utara nilainya berkisar 6 miliar untuk delapan puskesmas pembantu (pustu) dan empat sekolah menengah kejuruan (SMK).

"Kami meminta ajukan lagi, dan alhamdulillah usulan dari Lombok Utara dikabulkan. Inilah berkah bagi dua desa, Desa Sambik Elen dan Desa Genggelang. Kami  berterima kasih atas dukungan bapak/ibu sekalian kepada masyarakat kami," ujarnya.

Ia menambahkan, selaku OPD (Bappeda) tentu melakukan revitalisasi atas apa yang dilakukan oleh NGO. Hikmah yang harus diikuti adalah cara pelaporan NGO ini yang baik, begitu detail.

"Saya rasa OPD bisa mengikuti ini. Pertama dimulai dari pembuatan SOP sampai pertemuan di dalam gedung. Artinya perlu kita melakukan apa yang baik telah dilakukan NGO," ucapnya.

Menurutnya, pengalaman dari bencana besar kemarin, wajib hukumnya Pemda KLU membuat jalan evakuasi. Ada bencana yang hampir tiap tahun yang dihadapi Pemda KLU yaitu bencana kekeringan.

"Kita harus genjot untuk menyelesaikan pemenuhan perpipaan terhadap kawasan masyarakat yang mengalami kekeringan. Bagi desa yang lain bentuk tim, dimana titik mata air sehingga Bappeda mendukung anggarannya," jelasnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan pula, lanjutnya, pemberdayaan ekonomi masyarakat. Jangan setelah ditinggalkan NGO, usaha mikro itu mati, tetapi mesti lebih baik lagi, karena masyarakat telah dibantu dengan pelatihan-pelatihan, permodalan, peralatan, magang dan lainnya.

Sementara itu, Koordinator Program PETRA UNDP Zaenudin menyampaikan dalam setahun terakhir, UNDP bersama PALUMA Nusantara melakukan kegiatan pemulihan infrastruktur masyarakat di dua desa yakni Desa Sambik Elen dan Desa Genggelang  KLU. 

Kegiatan yang dilakukan di Desa Sambik Elen, di antaranya rehabilitasi jaringan air bersih sepanjang 2 kilometer, selesai pada Desember 2020 dan telah diserahkan kepada pemerintah desa. 

Adapun kegiatan di Desa Genggelang, yaitu memfasilitasi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) selesai Desember 2020. Dijelaskannya, untuk kegiatan infrastruktur di dua desa tersebut, pihaknya melaksanakan dengan pendekatan padat karya sehingga masyarakat desa punya kesempatan untuk berkerja dan mendapatkan penambahan pendapatan. 

Selain kegiatan infrastruktur, PALUMA dalam setahun terakhir, telah memfasilitasi beberapa kegiatan pemulihan ekonomi. Beberapa kegiatan ekonomi produktif berbasis sumber daya masyarakat setempat seperti usaha kopi, kakao, jambu mete, baik di Desa Sambik Elen maupun Desa Genggelang.

"PALUMA mendampingi masyarakat tidak lama, tetapi relatif telah memberikan hasil dan manfaat nyata bagi ibu-ibu untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Saya merasa bersyukur dan bangga, melihat hasilnya karena dua desa tersebut juga merupakan daerah desa wisata," tuturnya.

Pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih pula kepada Pemerintah Daerah KLU dengan dukungan bantuan DID untuk desa-desa.

"Hampir semua kelompok yang didampingi oleh PALUMA, baik Desa Sambik Elen, maupun Desa Genggelang sudah mendapatkan bantuan DID sehingga usaha-usaha yang sudah dimulai bisa berkelanjutan," jelasnya.

Adapun Manajer Program PALUMA Nusantara Umi Azizah memaparkan total penerima manfaat langsung sebanyak 316 orang, pihaknya berkerja sama pula dengan Dinas Sosial PPA Provinsi NTB. Sedangkan penerima manfaat tidak langsung masyarakat di Desa Sambik Elen dan Desa Genggelang diisi dengan kegiatan sharing informasi dan pemberdayaan.

Diuraikannya, kegiatan lainnya pelatihan Manajemen Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan Tim Siaga Bencana Desa (TSBD), harapannya menjadi tradisi atau budaya setiap pertemuan baik di desa maupun kabupaten. Penguatan FPRB dan TSBD terkait dengan keselamatan diri itu penting, dikarenakan tidak tiap hari keadaan normal sehingga perlu menyiapkan diri dalam evakuasi kebencanaan.

Untuk kegiatan ekonomi, pihaknya membuat kerajinan batik ecoprint dengan pewarna alam termasuk kopi, cokelat dan mete. Semua itu bagian dari prestasi pemerintah desa dan Pemda KLU yang saling mendukung dalam memulihkan ekonomi masyarakat pascagempa.

Dalam kegiatan tersebut, diputarkan video tematik mitigasi bencana serta pencapaian program PALUMA bertajuk Masker, Mata Air, Berugaq, Komoditi Pertanian, dan Pariwisata.