Sempat menangis ingin pulang ke Bima NTB, eks ABK meninggal di Pelabuhan Benoa

id Penemuan mayat, Pelabuhan benoa, mantan ABK, Bali

Sempat menangis ingin pulang ke Bima NTB,  eks ABK meninggal di Pelabuhan Benoa

Ilustrasi-Polresta Denpasar, Bali. (Antara/Ayu Khania Pranisitha/2021)

korban juga menitipkan nomor telepon keluarganya yang bisa dihubungi di Mataram, NTB, kata saksi

Denpasar (ANTARA) - Anggota kepolisian Polsek Benoa melakukan penyelidikan terkait penemuan mayat seorang laki-laki yang juga merupakan mantan Anak Buah Kapal (ABK), Muhaidin (61) di Pelabuhan Benoa, Bali.

"Dugaan sementara karena sakit, tapi sekarang jenazahnya sudah dievakuasi dan masih menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Sanglah, Denpasar," kata Kapolsek Benoa Kompol Abdus Salim saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Selasa.
Ia mengatakan dari hasil pemeriksaan luar oleh tim identifikasi Polresta Denpasar, nihil ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kata dia, untuk sementara penyebab kematiannya diduga karena korban sedang sakit.
Selain itu, korban selama di Bali tinggal seorang diri, sedangkan keluarganya berada di Bima, NTB. "Dari keterangan orang-orang di sana (Di sekitar pelabuhan), korban sudah lama ada di Bali," katanya.
Ia menjelaskan bahwa penemuan mayat laki-laki tersebut terjadi pada Selasa (30/03) sekitar pukul 06.30 Wita di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa depan Perusahaan PT. BMU Pelabuhan Benoa.
Berdasarkan keterangan saksi pemilik warung di Pelabuhan Benoa, Mumi bahwa korban adalah mantan Anak Buah Kapal (ABK) yang sudah lama ada di pelabuhan dan dikenal sering minum kopi di warung miliknya. Selain itu korban juga sempat menitipkan koper miliknya, di warung tersebut.
"Dari keterangan saksi, kalau dua hari lalu, korban mengeluh dan menangis ingin pulang kampung (ke Bima) lalu oleh saksi dijanjikan apabila nanti kalau sudah ada Kapal Pelni yang berangkat ke Bima silahkan pulang," jelas Abdus Salim.
Selain itu, saksi yang juga pemilik Warung Anugrah Jalan Ikan Tuna II Pelabuhan Benoa, ini menjanjikan ongkos pulang kepada korban. Sebelumnya, korban juga menitipkan nomor telepon keluarganya yang bisa dihubungi di Mataram, NTB.