NTB mempersiapkan tenaga perawat untuk Timur Tengah

id NTB,Gubernur Zulkieflimansyah,Tenaga Perawat Timur Tengah,Timur Tengah,pekerja migran PMI,tki

NTB mempersiapkan tenaga perawat untuk Timur Tengah

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H Zulkieflimansyah. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat, H Zulkieflimansyah meminta Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di wilayah itu mempersiapkan tenaga kerja perawat untuk bekerja di negara Timur Tengah.

"Kalau perlu Balai Latihan Kerja (BLK) yang sekarang langsung dipersiapkan untuk perawat," kata Gubernur saat berbincang dengan Direktur PT Binawan Inti Utama, Said Saleh Alwaini melalui daring dari Mataram, Selasa.

Gubernur menyatakan, pemerintah provinsi sangat menyambut baik rencana pusat pelatihan tenaga kerja tersebut dan siap memfasilitasi segala kebutuhan investasi. Bahkan Bang Zul menawarkan BLK untuk segera membuka pelatihan khusus tenaga perawat melihat peluang besar dan kondisi pasar kerja tenaga kesehatan NTB.

Di sisi lain, Gubernur Zulkieflimansyah menyatakan dukungannya agar tenaga kerja NTB bertransformasi menjadi tenaga terlatih dan profesional di bidangnya dari kondisi TKI secara umum selama ini.



Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UAE), Husin Bagis mengatakan, target Indonesia sendiri mengirim 1.000 perawat ke UAE untuk kurun waktu dua tahun ini. Ia mengatakan, jumlah tenaga kerja asal NTB cukup signifikan terutama di Abu Dhabi dengan beragam profesi.

Ia mengapresiasi keberanian para TKI NTB yang datang tanpa bekal keterampilan cukup bahkan untuk berbahasa. Namun demikian, hal ini kerap mendatangkan berbagai persoalan sehingga dibutuhkan peningkatan kompetensi agar layak mendapatkan kesejahteraan lebih baik sebagai tenaga kerja profesional.

"NTB sudah memiliki sumber daya manusia yang baik dan punya reputasi di UAE. Akan lebih baik jika sekarang saatnya mengirim tenaga kerja profesional dan terampil," katanya.

Sementara itu, Dirut PT Binawan, Said Saleh Alwaini mengatakan pasar kerja luar negeri untuk tenaga perawat sangat besar. Tak hanya di UAE, beberapa negara seperti Australia, negara Eropa dan Amerika mengimpor tenaga kerja khusus perawat karena paradigma yang bergeser. Dikatakannya, tenaga kesehatan khususnya perawat tak lagi sekadar menjadi asisten dokter.

Peluang kerja mereka di dunia kesehatan saat ini sudah menjadi rekan atau partner kerja dokter sehingga permintaan tenaga kerja perawat menjadi sangat besar beberapa tahun belakangan. Pihaknya merencanakan, selain akan mendirikan pusat pelatihan kesehatan juga akan mendirikan rumah sakit internasional.

"Kita sudah punya pusat pelatihan di Jabar dan beberapa tempat lain. Secara nasional, serapan tenaga kerja khusus perawat juga masih sangat rendah," ucapnya.

Ia mencontohkan, Jawa Barat dalam setahun bisa melahirkan 5.000 perawat dengan peluang kerja di fasilitas fasilitas kesehatan yang terbatas.

"Nantinya, rumah sakit internasional itu akan mendukung pusat pelatihan agar keterampilan standar internasional para perawat tersebut dapat terpakai sebagai alternatif pasar kerja," katanya.*