EMPAT SISWA MATARAM MASUK NOMINASI PERTUKARAN PELAJAR AS

id

          Mataram (ANTARA) - Empat  siswa  sekolah menengah atas di Mataram, Nusa Tenggara Barat, masuk nominasi mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat yang dilaksanakan "American-Indonesian Exchange Foundation".
          Asisten Guru Bahasa Inggris dari American - Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) di SMAN 5 Mataram Alison Dieringer, Selasa, mengatakan  empat  siswa yang masuk nominasi program pertukaran pelajar ke AS  itu masing-masing satu orang dari SMAN 5 Mataram, SMAN 1 Mataram, serta SMAN 1 dan SMAN 2 Sumbawa Besar.
          "Khusus dari SMAN 5 Mataram yang lulus dalam seleksi awal yang kami laksanakan adalah Era Fazira Kelas X IPA 1. Dari hasil tes kemampuan berbahasa Inggris cukup baik dan ia juga memenuhi persyaratan lain seperti kemandirian," ujarnya.
         Didampingi guru bahasa Inggris SMAN 5 Mataram Endang Supriatna, ia mengatakan para siswa yang telah dinyatakan lulus dalam seleksi awal di sekolah masing-masing itu akan mengikuti seleksi lebih lanjut di   Makassar, Sulawesi Selatan, untuk memilih 100 orang siswa yang akan mengikuti pertukaran pelajar di AS.
         "Para peserta pertukaran pelajar yang merupakan program  pertukaran pemuda dan pelajar ini akan tinggal di keluarga angkat atau 'host family'  di AS selama satu tahun," katanya.
         Program pertukaran pemuda dan pelajar ini merupakan program beasiswa penuh dari American Field Service (AFS)  yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim seperti Indonesia, Mesir, Malasyia, Filipina, Turki, India, Saudi Arabia, Ghana, dan Thailand, tentang AS dan sebaliknya.
        "Mereka akan tinggal di keluarga angkat, bersekolah, dan mengikuti kegiatan di masyarakat di AS.  Program tersebut  lebih menekankan pada pengembangan keterampilan dan kepemimpinan peserta," katanya.
         Ia mengatakan, para siswa tersebut diharapkan dapat menjadi duta bangsa yang menjembatani masyarakat AS untuk lebih mengenal Indonesia juga sebaliknya sehingga timbul persahabatan dan saling pengertian di antara dua bangsa.
        "Ini merupakan modal dasar dalam upaya mewujudkan dunia yang lebih damai bagi semua," katanya. (*)