Mataram (ANTARA) - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang gerabah dilatih pembukuan keuangan dengan pemateri dosen Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri di di Desa Kedungsari, Kecamatan Tarokan, Kediri, Sabtu (3/10).
Program tersebut dilaksanakan oleh Tim Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) UNP Kediri. Para perajin gerabah itu dilatih membuat sebuah program sistem pembukuan keuangan sederhana guna mempermudah melakukan "crosscheck" terhadap pengaturan keuangan antara kebutuhan rumah tangga dengan kebutuhan produksi.
"Kami memilih melakukan sosialisasi dan pelatihan pembukuan keuangan sederhana di Desa Kedungsari, karena berdasarkan hasil wawancara terstruktur yang telah dilakukan oleh Tim PHP2D kepada sekelompok pengrajin gerabah di desa tersebut. Sistem pembukuan keuangan seperti pemasukkan dan pengeluaran produksi maupun kas yang masuk setiap harinya, serta masih belum diterapkan sama sekali," kaata Bella Putri Damayanti, ketua PHP2D UNP Kediri, melalui siaran persnya yang diterima Antara, Kamis.
Pengrajin gerabah di Desa Kedungsari ini sudah cukup berkembang hanya saja sistem pembukuan keuangan belum pernah dilakukan.
"Program ini diikuti oleh pelaku UMKM perajin gerabah, ibu-ibu PKK dan juga Karang Taruna," katanya.
Ia menambahkan PHP2D ingin memberikan pemahaman terutama bagi perajin gerabah di desa tersebut. mengenai pentingnya pengelolaan keuangan serta melakukan praktik langsung pencatatan keuangan sederhana.
Dengan menggunakan worksheet serta materi yang mudah dipahami dengan prinsip perlunya memisahkan keuangan pribadi atau rumah tangga dengan keuangan usaha, katanya.
Disebutkan, masyarakat sendiri antusiasme dalam menerima pelatihan mengenai pembukuan keuangan sederhana.
Lebih lanjut, pelatihan dilakukan secara "door to door" dengan mematuhi protokol kesehatan untuk mengembangkan pengetahuan pemasaran dasar.
"Dengan adanya program ini, saya berharap usaha yang dijalankan oleh pelaku UMKM perajin gerabah di Kedungsari ini dapat menjadi lebih kuat dan pastinya lebih mandiri secara ekonomi," katanya.
Para anggota turut membantu menyosialisasikan tentang sistem pembukuan keuangan. Sehingga para perajin mengetahui laba dan rugi tiap produksinya.
"Diperlukan juga monitoring dan pendampingan secara lebih terprogram lagi, agar masyarakat sasaran dalam menyusun laporan sederhana dengan baik dalam mengembangkan usaha kerajinan gerabah," katanya.