Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memperluas target sosialisasi mengenai manfaat perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dengan menyasar siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman menyampaikan program ini bertujuan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada generasi muda mengenai peran penting kelapa sawit dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan.
“Karena ada juga dari hasil pengecekan kami di lapangan dengan Kurikulum Merdeka, itu ternyata ada guru-guru yang mengajarkan bahwa sawit itu tidak baik, sawit merusak kesehatan, sawit merusak kelestarian hutan, biodiversity, dan lain sebagainya,” kata Eddy dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024 di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) guna memberikan pemahaman kepada para siswa terkait perkebunan sawit yang berkelanjutan.
Menurut Eddy, kelapa sawit tidak hanya memberikan dampak ekonomi yang besar melainkan juga memiliki kontribusi positif bagi lingkungan jika dikelola dengan bertanggung jawab. Program sosialisasi ini menargetkan siswa SMP dan SMA, yang dianggap belum siap untuk melakukan penelitian ilmiah, namun perlu mendapatkan pembekalan dasar.
“Jadi itu sasaran kita ke SMP dan SMA di situ, dengan harapan mereka mempunyai persepsi yang positif terhadap sawit, bukan yang negatif,” jelasnya.
Selain sosialisasi di tingkat sekolah, BPDPKS juga terus mendukung pengembangan riset ilmiah di kalangan peneliti serta mahasiswa melalui program Grant Riset Sawit (GRS).
Program riset yang diselenggarakan BPDPKS dilakukan dalam bentuk dukungan dana penelitian melalui dua mekanisme. Mekanisme pertama melalui program Grant Riset Sawit (GRS) yang terdiri dari dua jalur, yakni jalur seleksi dan jalur inisiatif dari kementerian dan lembaga (K/L).
Yang kedua melalui lomba riset sawit tingkat mahasiswa, salah satunya yang dijaring dalam Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI).
Eddy menilai, sejauh ini, program-program yang digagas Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Keuangan itu telah berhasil memfasilitasi peneliti profesional serta mahasiswa untuk melakukan penelitian terkait kelapa sawit.
Baca juga: Harga CPO naik dipengaruhi peningkatan permintaan dari India
“Yang sudah bisa untuk melakukan penelitian itu mahasiswa, dan tadi ternyata saya mendapat laporan bahwa bahkan substansi dari riset-riset yang dilakukan para mahasiswa itu bagus sekali,” imbuhnya.
Saat menyampaikan sambutan dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024, Eddy memaparkan sejak 2015 hingga saat ini, BPDPKS telah mendanai 346 kegiatan riset sebagai langkah mendorong pengembangan industri kelapa sawit.
Riset tersebut melibatkan 88 lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) serta 1.212 peneliti yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia.
Baca juga: Perlu kebijakan pemerintah agar harga sawit kompetitif di pasar
Adapun mengusung tema “Green Gold: Transforming Palm Oil Industry through Cutting Edge Technologies”, PERISAI 2024 menitikberatkan pada transformasi industri kelapa sawit melalui penggunaan teknologi terkini.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 700 peserta yang telah terdaftar, termasuk perwakilan dari lembaga pemerintah, asosiasi industri, dan para akademisi, serta menampilkan 29 inovasi riset yang didanai oleh BPDPKS, 10 hasil riset mahasiswa, dan berbagai demonstrasi teknologi seperti biosneakers, baterai supercapacitor, sepeda motor listrik, serta gerobak pengangkut tandan buah segar bertenaga listrik.