Gapasdap meminta kenaikan tarif penyeberangan Kayangan-Pototano

id NTB,Kenaikan Tarif Angkutan Penyeberangan,Pelabuhan Kayangan,Pelabuhan Poto Tano

Gapasdap meminta kenaikan tarif penyeberangan Kayangan-Pototano

Kapal feri dari Sumbawa bersiap untuk berlabuh di pelabuhan Kayangan, Selong, Lombok Timur, NTB, Selasa (26/11/2019). Pada musim sepi (low season) seperti saat ini jumlah armada kapal penyeberangan yang menghubungkan Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur dengan Pelabuhan Poto Tano di Sumbawa Barat yang beroperasi aktif sebanyak 8 kapal dari 22 kapal yang tersedia dengan tarif sekali trip untuk penumpang orang dewasa Rp17 ribu, anak-anak Rp9 ribu, sepeda motor golongan II Rp 55 ribu, sepeda motor golongan III Rp88 ribu dan mobil penumpang Rp465 ribu. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI).

Mataram (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) meminta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menaikkan tarif penyeberangan lintas Kayangan-Pototano guna meningkatkan utilitas kapal mengingat jumlah kapal yang dinilai terlalu banyak.

Ketua Bidang Usaha dan Tarif DPP Gapasda Rahmatika Ardiansyah, menyatakan pihaknya telah mengusulkan kenaikan tarif kepada pengambil kebijakan untuk lebih mengoptimalkan proses utilitas armada kapal yang berjumlah 30 unit di rute Kayangan-Pototano.

"Gapasdap secara resmi telah mengajukan kenaikan tarif yang prosesnya telah disampaikan sejak 2020, hingga kini belum direalisasikan," kata Rahmatika dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Rabu.

Rahmatika secara khusus menambahkan usulan kenaikan tarif ini dinilai wajar karena berdasarkan sejumlah faktor baik inflasi, biaya operasional termasuk perbaikan dan pemeliharaan demi keamanan pelayaran, termasuk adanya kenaikan UMR untuk pekerja.

"Tarif lintas Kayangan -Pototano ini tidak mengalami penyesuaian tarif sejak 2007 di mana armada saat itu masih sedikit, saat ini 30 unit dengan masa operasi 2 hari dan 2 hari istirahat sehingga total 1 kapal beroperasi selama 8 hari dalam seminggu, tentu sangat butuh dukungan kebijakan dari pemerintah khususnya menaikkan tarif," terang Rahmatika yang juga eksekutif PT Dharma Lautan Utama di mana armada kapalnya juga beroperasi di lintas Kayangan-Pototano.

Selain itu, sejumlah pelaku usaha atau operator angkutan penyeberangan rute Kayangan, Kabupaten Lombok Timur - Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat berangsung normal sehingga armada kapal Roll On Roll Off yang berjumlah 30 unit semakin membaik utilitasnya.

Nahkoda KMP Surya Kayangan milik operator penyeberangan PT SuryaTimur Line, Deby Arista mengatakan kapal tipe Roll On Roll Off ini masih baru buatan tahun 2019 dan langsung dioperasikan di lintas Kayangan-Pototano.

"Dari pabrik galangan kapal, KMP Surya Kayangan ini langsung beroperasi di lintas penyeberangan Kayangan-Pototano meski awalnya akan dioperasikan di lintas panjang Ketapang Banyuwangi - Lembar. Alhamdulillah feeling owner kapal benar karena arus penumpang dan kendaraan semakin pulih normal di lintas ini," kata Deby saat menyambut Tim Vaksinasi BINDa NTB yang menaiki KMP Surya Kayangan untuk melakukan ekspedisi ke 4 kabupaten di pulau Sumbawa guna masifikasi program vaksinasi.

Secara khusus,  Deby menjelaskan pada penyeberangan kali ini saja jumlah kendaraan yang diangkut hampir memenuhi kapasitas angkut kapal.

"Untuk sementara 30 unit kapal yang beroperasi di lintas Kayangan-Pototano ini skemanya 2 hari beroperasi, 2 hari tidak operasi dengan masing-masing pelabuhan ada 2 unit dermaga untuk sandar-labuh kapal Ro-Ro," ujar Deby.

Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) NTB Wahyudi Adi Siswanto memberikan apresiasi aktivitas penyeberangan feri rute Kayangan - Pototano yang kini dilayani 30 unit kapal Ro Ro.

"Layanan angkutan kapal penyeberangan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa sangat vital bagi mobilitas orang, barang dan kendaraan antar daerah di lingkungan NTB. Untuk itu keberadaan angkutan kapal Ro-Ro ini mesti dirawat dan dijaga operasinya," kata Wahyudi.

Sementara itu, Ketua Umum Laskar Sasak, Lalu Taharuddin menyatakan bahwa warga Lombok dan warga Sumbawa sangat tergantung pada moda angkutan penyeberangan antar kedua pulau tersebut.

"Keberadaan moda angkutan Kapal Ro-Ro di NTB masih sangat vital dan urgen sehingga sarana dan prasarana penunjang seperti tambahan dermaga menjadi sangat penting ke depannya mengingat demand arus penumpang dan kendaraan ke depan bisa semakin membesar," katanya.