Capaian vaksinasi tiga daerah di NTB tergolong rendah

id NTB,Tiga Daerah Rendah Vaksinasi,Pemprov NTB

Capaian vaksinasi tiga daerah di NTB tergolong rendah

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dr Lalu Hamzi Fikri. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat dr Lalu Hamzi Fikri mengungkapkan dari 10 kabupaten dan kota di provinsi itu terdapat tiga daerah yang tingkat vaksinasi dosis keduanya masih tergolong rendah.

"Paling rendah itu Kabupaten Bima yang baru 24,71 persen atau 95.608 orang, terus Kota Bima 49,42 persen atau 55.729 orang dan Kabupaten Dompu 43,56 persen atau 76.004 orang," ujarnya di Mataram, Rabu.

Selain itu, kata Hamzi, terdapat tiga daerah yang capaian vaksinasi dosis kedua sangat baik, di antaranya Kota Mataram 81,50 persen atau 257.214 orang, Kabupaten Lombok Utara 86,66 persen atau 156.067 orang dan Kabupaten Sumbawa Barat 79,14 persen atau 82.400 orang.

Untuk Kabupaten Sumbawa sudah mencapai 60,01 persen, Kabupaten Lombok Barat 68,72 persen dan Kabupaten Lombok Timur 59,37 persen. Sementara, khusus di Kabupaten Lombok Tengah sebagai lokasi dihelatnya MotoGP sudah mencapai 68,49 persen atau 525.809 orang, sedangkan dosis pertama sudah 90,88 persen.

"Untuk Bima dan dua lainnya kami upayakan secepatnya bisa dilakukan vaksinasi. Karena bagaimanapun untuk NTB kami ditargetkan 80 persen sudah divaksinasi," ujarnya.

Menurut Hamzi, total vaksinasi untuk dosis kedua di NTB baru mencapai 61,64 persen atau 2.410.515 orang dari total sasaran jumlah penduduk sebanyak 3.910.638 orang.

Sementara untuk vaksinasi pertama sudah 90,34 persen atau 3.532.747 orang dan vaksinasi dosis ketiga 1,87 persen atau 73.152 orang.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Bima H Dahlan M Noer tidak menampik rendahnya tingkat vaksinasi di wilayahnya. Ia mengaku ada sejumlah penyebab, salah satu di antaranya ketersediaan dosis vaksin.

"Kami memang tidak bisa menepis kalau vaksinasi dosis kedua masih sangat rendah. Kalau di dosis pertama itu rata-rata mahasiswa ikuti vaksinasi, tapi karena mereka balik lagi ke tempat mereka kuliah, sehingga mengurangi jumlah mereka yang sudah divaksinasi di Kabupaten Bima," katanya.

Faktor lain, lanjut Wabup Bima, banyaknya warga setempat yang bermigrasi ke daerah lain untuk pergi bekerja.

"Kenapa karena banyak warga kami yang bekerja bercocok tanam di kabupaten tetangga, seperti Dompu dan Sumbawa, sehingga ketika petugas ingin mencari mereka di rumahnya jadi kesulitan karena tidak ada di tempat," ujar Dahlan.

Menurutnya, untuk mempercepat upaya vaksinasi, Pemkab Bima sudah mengeluarkan surat edaran untuk melakukan percepatan vaksinasi pada seluruh desa. Namun dalam implementasinya banyak juga ditemukan kendala di lapangan.

"Kami sudah meminta TNI dan Polri untuk terus bergerak, tapi terkadang perangkat di bawah kurang gesit melakukan mobilisasi warganya untuk vaksin. Inilah yang akan coba kami ubah nantinya," kata Wakil Bupati Bima Dahlan.