Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemkab Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan, produksi sampah pada ajang Pertamina Grand Prix Of Indonesia yang telah berlangsung di Sirkuit Mandalika mencapai 51 ton baik sampah organik maupun anorganik.
"Semua sampah telah terangkut ke TPA (Tempat pembuangan akhir)," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah, Supardiono di Praya, Kamis.
Sampah yang dihasilkan pada ajang balap MotoGP Indonesia tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan sampah pada ajang Wolrd Superbike (WSBK) 2021 sebanyak 24 ton. Namun, jumlah sampah pada ajang MotoGP tersebut merupakan hasil perhitungan sementara, karena saat ini masih dilakukan pembersihan usai acara balapan.
Jumlah penonton pada ajang balap MotoGP Indonesia mencapai 60 ribu sesuai dengan tiket yang dijual oleh penyelenggara, sehingga jumlah produksi sampahnya lebih banyak dari ajang WSBK yang penontonnya hanya 15 ribu.
"Itu baru sementara, yang jelas lebih banyak dari WSBK," katanya
Sebelum dibawa ke TPA, sampah tersebut terlebih dahulu dipilah, sedangkan untuk sampah plastik ada yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan dibawa ke tempat daur ulang.
"Sampah organik dibawa ke Desa Sengkol, sedangkan sampah anorganik dibawa ke TPA Desa Pengengat," katanya.
Ia mengatakan, peras dinas lingkungan hidup dalam ajang MotoGP tersebut hanya sebagai pendukung karena telah ada petugas khusus yang telah disiapkan penyelenggara untuk penanganan sampah pada ajang tersebut.
"Telah ada petugas khusus, kita hanya membantu. Sampai saat ini kita masih menunggu laporan untuk total sampah yang telah dibersihkan," katanya.
51 ton hasil sampah terkumpulkan dari ajang MotoGP Mandalika
Itu baru sementara, yang jelas lebih banyak dari WSBK