Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, masih kesulitan mengendalikan harga minyak goreng curah sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.500 per kilogram, sehingga pengecer masih menjual Rp18.000 per kilogram.
"Sampai saat ini pengecer masih menjual minyak goreng curah Rp18.000 per kilogram. Para pedagang ini tidak mau untung sedikit, apalagi jatah mereka dibatasi," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Senin.
Menurutnya, para pedagang tidak mau menjual sesuai HET dengan alasan distribusi minyak goreng curah tidak lancar dan kuota yang didapatkan berkurang dari biasanya.
"Untuk masalah distribusi ini kami belum tahu pasti penyebabnya dan pendistribusian dilakukan oleh satu perusahaan saja," katanya.
Menyinggung tentang syarat pembelian minyak goreng curah dengan menunjukkan KTP, menurut Uun kebijakan itu diberlakukan untuk pembelian di atas 10 kilogram agar pembelian bisa tepat sasaran.
"Kalau hanya beli 2-3 kilogram untuk konsumsi sendiri, tidak perlu menunjukkan KTP," katanya.
Harga dan stok minyak goreng kemasan di Kota Mataram, tambah Uun, sejauh ini masih aman dan harga normal.
"Untuk minyak goreng kemasan stok masih banyak, dan harganya normal yakni di atas Rp20.000 per liter tergantung merek," katanya.
Berita Terkait
Komitmen Pertamina jaga ketahanan energi tepat dan bijak
Senin, 29 April 2024 4:36
Konflik Iran dan Israel berpotensi ganggu pasokan minyak
Selasa, 16 April 2024 17:14
Konflik Iran-Israel berimbas pada harga minyak yang mencekik
Selasa, 16 April 2024 12:51
Minyak kayu putih Buru tembus internasional
Selasa, 26 Maret 2024 20:21
Perusahaan minyak Harbour Energy tumbuhkan minat bidang energi
Rabu, 20 Maret 2024 8:09
Menkop UKM yakinkan minyak makan merah laku di pasaran
Rabu, 20 Maret 2024 7:40
KESDM minta Pertamina kembangkan Zulu
Kamis, 14 Maret 2024 19:32
Mendag sebut HET Minyak Goreng ditahan
Rabu, 13 Maret 2024 17:16