Dinas PUPR Mataram nilai pemilihan sampah dari saluran sulit diterapkan

id sampah,saluran,mataram

Dinas PUPR Mataram nilai pemilihan sampah dari saluran sulit diterapkan

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menilai pemilihan sampah yang sudah terangkut dari saluran sulit dan pekerjaan berat untuk diterapkan karena sampah yang akan dipilah sudah lapuk dan bercampur tanah.

"Sampah yang kami tangani di saluran merupakan sampah yang sudah bercampur dengan sedimen. Jadi kalau kita diminta untuk dipilah, tentu butuh waktu lama dan ini pekerjaan berat," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Selasa.

Pernyataan itu disampaikannya menyikapi keinginan dari pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang menginginkan agar dilakukan pemilihan terhadap sampah yang ada di saluran untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Selama ini, katanya, penanganan sampah di saluran dilakukan dengan mengangkat sampah yang terapung dan mengendap bercampur tanah di pinggir saluran dan sebelum diangkut untuk dibuang ke TPA, sampah saluran di keringkan sehari untuk menurunkan kadar air agar tidak terlalu berat.

Baca juga: Dirjen Kementerian PUPR paparkan kriteria rumah sehat pasca COVID-19
Baca juga: Pembangunan infrastruktur dasar IKN dimulai Agustus 2022


Dengan demikian, kalau petugas Dinas PUPR diminta kembali memilah sampah tersebut tentu butuh waktu, karena sampah harus cuci atau dipisahkan dengan tanah yang ikut terangkut.

Sementara petugas PUPR harus menyelesaikan beberapa titik penanganan sampah saluran yang dinilai menjadi titik rawan, seperti di Jalan Panjitilar, Komplek Kehutanan, Karang Jangkong, termasuk sampah di aliran sungai."Sampah yang kita angkat di satu titik bisa sampai 6 kubik. Jadi kita bukannya tidak mau, tapi ini berat," katanya lagi.

Terkait dengan itu, pihaknya akan coba melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mencari solusi terhadap pemilihan sampah basah di saluran. "Siapa tahu DLH memiliki formula yang efektif dan efisien dalam masalah ini," katanya.

Di sisi lain, menurut Miftahurrahman, program pemilihan sampah akan lebih efektif jika dilakukan mulai dari rumah tangga sebagai produsen sampah pertama. "Kalau setiap rumah tangga menyiapkan kresek untuk memilah sampah, sebelum di buang ke saluran atau ke tempat pembuangan sementara saya rasa lebih efektif," katanya menambahkan.