Bima Sakti akui taktiknya sehingga Indonesia kalahkan Vietnam

id timnas u16 indonesia,piala aff u16,bima sakti,muhammad iqbal gwijangge,TIMNAS U 16

Bima Sakti akui taktiknya sehingga Indonesia kalahkan Vietnam

Pelatih Tim Nasional U-16 Indonesia Bima Sakti (kiri) dan kapten skuadnya Muhammad Iqbal Gwijangge memberikan pernyataan kepada pewarta usai pertandingan pamungkas Grup A Piala AFF U-16 2022 melawan Vietnam, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (6/8/2022). Indonesia memenangkan pertandingan itu dengan skor 2-1 dan berhak lolos ke semifinal. ANTARA/Michael Siahaan

Sleman, Yogyakarta (ANTARA) - Pelatih Tim Nasional U-16 Indonesia Bima Sakti mengakui taktiknya pada babak kedua berjalan dengan baik, sehingga skuadnya mampu mengalahkan Vietnam 2-1 pada laga terakhir Grup C Piala AFF U-16 2022, Sabtu (6/8).

Indonesia tertinggal 0-1 terlebih dahulu dari Vietnam pada babak pertama, sebelum membalikkan keadaan usai turun minum. Kemenangan itu penting artinya, karena membuat Indonesia lolos ke semifinal Piala AFF U-16 2022 sebagai juara Grup A.

"Saat jeda, saya menyampaikan kepada pemain agar mereka melakukan serangan balik cepat, karena Vietnam selalu menggunakan tiga pemain di belakang. Kami wajib mengambil inisiatif karena menit awal dan akhir babak pertama atau babak kedua itu masa krusial," ujar Bima pada konferensi pers usai pertandingan, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

Serangan balik kilat, juru taktik berusia 46 tahun itu melanjutkan, membuat tiga bek tengah Vietnam kelabakan karena dukungan dari bek sayap terlambat. Situasi tersebut dimanfaatkan betul oleh Indonesia untuk membuat dua gol cepat pada paruh kedua, yakni melalui Arkhan Kaka (52') dan Muhammad Nabil Asyura (55').

Baca juga: Timnas Garuda Asia berburu tiket semifinal AFF U-16
Baca juga: Timnas Myanmar siap jalani laga sulit kontra Kamboja


Gol-gol itu membuat Indonesia, yang awalnya tertinggal lewat gol penalti gelandang Vietnam Nguyen Cong Phuong, menang 2-1. "Kalau serangan balik kami tidak cepat, kalau kami 'built up' lagi, bek sayap kiri kanan Vietnam akan turun dan membuat pemain bertahan mereka menjadi lima orang," ujar Bima Sakti.

Selain itu, di ruang ganti, Bima juga menginstruksikan timnya untuk bertahan lebih rapat. Dia tak mau situasi yang berujung gol penalti Vietnam pada babak pertama terulang pada paruh kedua.

"Pada babak pertama, jarak empat pemain bertahan kami terlalu longgar. Padahal, Vietnam memakai tiga penyerang di depan. Lawan pun berhasil membuat umpan terobosan, karena posisi antarpemain bertahan kami cukup lebar. Penalti pun terjadi. Babak kedua, saya meminta empat bek kami untuk bermain rapat, sehingga Vietnam mau tak mau harus bermain ke arah luar. Alhamdulillah kami bisa menahan serangan dari Vietnam," kata pemain Timnas Indonesia era 1990-an itu pula.

Berjalannya laga sesuai rencana membuat Bima mengapresiasi upaya anak-anak asuhnya. Skuad berjuluk Garuda Asia itu, dia melanjutkan, menunjukkan semangat pantang menyerah, sehingga mampu memenangkan laga meski sempat tertinggal.

"Saya memang menekankan di ruang ganti bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali. Ini adalah momen untuk berjuang demi bangsa dan negara. Kami mesti memanfaatkan semua peluang dan mengurangi kesalahan. Akhirnya kami mampu mencetak gol pada menit-menit awal babak kedua," kata Bima.

Kapten Timnas U-16 Indonesia Muhammad Iqbal Gwijangge menegaskan juga bahwa keberhasilan mereka menundukkan Vietnam setelah tertinggal lebih dahulu, tak lepas dari semangat yang terus membara. "Kami kecolongan pada babak pertama dan bangkit kembali pada babak kedua. Kami tak menyerah," ujar Iqbal.