Kasus aktif COVID-19 berkurang 741 orang

id kasus covid,penularan covid,penanggulangan covid

Kasus aktif COVID-19 berkurang 741 orang

Arsip Foto. Petugas Puskesmas Jurumudi Baru menyemprotkan cairan disinfektan di Rumah Isolasi Terkonsentrasi SMP 30 Tangerang yang mulai kosong di Benda, Tangerang, Banten, Kamis (17/2/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj)

Jakarta (ANTARA) - Jumlah kasus aktif COVID-19 di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan pada Selasa berkurang 741 dari hari sebelumnya sehingga jumlah pasien yang menjalani karantina maupun perawatan karena infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 tinggal 31.571 orang.
 

Menurut data Kementerian Kesehatan, pada Selasa jumlah kasus COVID-19 bertambah 2.896 sehingga jumlah akumulatifnya sejak kasus pertama diumumkan pada Maret 2020 sampai sekarang total 6.397.236 kasus.

Tambahan kasus pada Selasa paling banyak berasal dari DKI Jakarta (1.061) disusul Jawa Barat (590), Jawa Timur (339), dan Banten (322). Penderita COVID-19 yang sembuh pada Selasa bertambah 3.617 orang dengan tambahan paling banyak berasal dari Jawa Barat (1.417) disusul DKI Jakarta (1.073) dan Banten (261). Jumlah akumulatif pasien COVID-19 yang sudah sembuh di Indonesia sejak awal pandemi sampai sekarang seluruhnya 6.207.858 orang.

Sementara itu, pasien yang meninggal dunia karena COVID-19 pada Selasa tercatat bertambah 20 orang sehingga jumlah akumulatif pasien yang meninggal dunia sejak awal pandemi sampai sekarang total 157.807 orang.

Pemerintah masih menjalankan upaya pencegahan dan pengendalian penularan COVID-19, termasuk mengampanyekan penerapan protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi. Pemerintah mendorong warga menjalani vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau dosis penguat pertama guna meningkatkan pertahanan tubuh terhadap serangan virus corona.

Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr. Erlina Burhan, SpP(K) mengatakan bahwa vaksinasi penguat dibutuhkan untuk meningkatkan kembali tingkat proteksi vaksin yang menurun setelah enam bulan.

Baca juga: Stok vaksin penguat tahap dua untuk nakes di Kota Mataram kosong
Baca juga: Menko Perekonomian sebut Indonesia salah satu negara terbaik tangani pandemi


"Seiring waktu, enam bulan kemudian menurun sehingga kita perlu booster (penguat) untuk meningkatkan kembali tingkat proteksi hingga kadar yang bisa melindungi," katanya. "Saya mengimbau kepada masyarakat, yang belum booster yuk segera booster karena kalau makin banyak yang booster, makin cepat kita menuju endemi," kata dia.