Mataram, NTB (ANTARA) - Asosiasi hotel di Kota Mataram, NTB, memperkirakan tingkat pemesanan hotel oleh penonton kegiatan balap motor dunia Wold Superbike (WSBK), yang 11-13 November 2022 di Sirkuit Mandalika masih di bawah 10 persen.
"WSBK tinggal dua minggu lagi, tapi pemesanan hotel (oleh penonton WSBK) di Kota Mataram masih di bawah 10 persen," kata Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Yono Sulistyo di Mataram, NTB, Kamis.
Kondisi itu, katanya, sangat berbeda dengan kegiatan WSBK 2021 dan MotoGP pada Maret 2022, yang mana tiga bulan sebelumnya semua hotel di Kota Mataram sudah penuh dipesan penonton dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.
"Sedangkan, WSBK 2022, sampai sekarang belum ada kelihatan indikasi peningkatan pemesanan hotel," katanya.
Terkait dengan itu, kata Yono, ia mengharapkan pemerintah pusat meramaikan serta melakukan sosialisasi terhadap kegiatan internasional tersebut melalui BUMN, Kementerian Pariwisata, dan kementerian lain yang terkait.
"Para pejabat-pejabat di kementerian pemerintah pusat harus hadir di Lombok menyaksikan WSBK, agar event ini lebih menggaung dan bisa menarik banyak penonton," katanya.
Ia mengakui kelas kegiatan WSBK memang di bawah MotoGP, tapi jika pemerintah pusat ikut serta meramaikan kegiatan ini, diyakini penonton juga akan tertarik dan akhirnya bisa berdampak pada tingkat hunian hotel.
"Kalau hanya mengandalkan masyarakat yang datang, saya rasa masih berat. Saat WSBK 2021, masyarakat banyak hadir karena mungkin penasaran dengan kondisi sirkuit sehingga antusias warga saat itu tinggi. Tapi, sekarang sudah turun," katanya.
Sementara, Yono mengatakan untuk tarif hotel saat ini masih stabil dan bahkan sebagian sudah diturunkan dari tarif resmi. Misalnya, tarif resmi hotel Rp1 juta, kini turun menjadi Rp500 ribu sampai Rp600 ribu.
"Tarif hotel tergantung permintaan dan penyediaan hotel yang ada. Tapi, kondisi sekarang ini kita di bawah tarif resmi," katanya.
Di sisi lain, Yono menyebutkan okupansi hotel di Kota Mataram saat ini tercatat sekitar 60-65 persen dan kondisi itu sudah termasuk kategori bagus.
"Jika okupansi hotel 40 persen, kita hanya bisa untuk membayar biaya operasional," katanya.
Yono menambahkan 60-65 persen okupansi hotel itu rata-rata merupakan wisatawan domestik yang melaksanakan kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition), dan kegiatan perusahaan.
"Sedangkan, wisatawan lokal biasanya datang setiap akhir pekan, mulai Jumat-Minggu," katanya.
Berita Terkait
PHRI prediksi okupansi hotel 2024 turun 10 persen
Selasa, 19 November 2024 18:59
DPRD dan Bapenda Lombok Tengah melakukan uji petik potensi pajak hotel
Selasa, 5 November 2024 17:09
Jumlah tamu hotel berbintang NTB naik 38,35 persen
Sabtu, 2 November 2024 16:09
Puncak okupansi hotel di Mataram diprediksi November 2024
Sabtu, 2 November 2024 16:06
Krisis air berdampak terhadap tamu hotel di kawasan Lombok Utara
Jumat, 1 November 2024 21:11
Serang Israil di hotel Beirut tewaskan tiga awak media
Jumat, 25 Oktober 2024 17:10
Tingkat okupansi hotel di Mandalika Lombok capai 70 persen
Kamis, 24 Oktober 2024 12:26
Sheraton Senggigi gelar ajang lari amal untuk kepedulian pendidikan
Minggu, 20 Oktober 2024 16:17