Konsumsi air dingin tak berpengaruh pada besar tubuh bayi

id rscm,air dingin,ibu hamil,asupan gula

Konsumsi air dingin tak berpengaruh pada besar tubuh bayi

Tangkapan layar Dokter Spesialis Gizi Klinik FKUI-RSCM Wiji Lestari (bawah) dalam Webinar HUT RSCM 103 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (1/11/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Gizi Klinik Wiji Lestari menyatakan bahwa banyaknya konsumsi air dingin oleh ibu hamil tidak akan berpengaruh pada besarnya tubuh bayi yang akan di lahirkan.

“Namanya ibu hamil, apalagi kehamilan pertama banyak yang harus diperhatikan, dan muncul mitos begini begitu,” kata Wiji dalam Webinar HUT ke-103 RSCM yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 

Wiji menekankan mengonsumsi air dingin baik berupa cairan biasa maupun dalam bentuk es batu, tidak akan memberikan pengaruh apapun pada perkembangan tubuh bayi ataupun kehamilan ibu karena air dingin mengandung nol kalori. Konsultan Nutrisi itu menyayangkan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dengan meminum air dingin, tubuh bayi yang mengalami tumbuh kembang lambat, sehingga memiliki kondisi tubuh lebih kecil dapat tumbuh sehat dan lebih besar.

Padahal, kata dia, yang seharusnya dikhawatirkan adalah tambahan gula yang tidak diawasi saat meminum air dingin tersebut. Beberapa ibu hamil, justru meminum air dingin yang ditambah dengan susu kental manis atau meminum minuman dengan gula.

“Ini menempatkan ibu dalam kondisi yang berbahaya. Kalau kebanyakan minum es dengan kebanyakan gula, asupan kalori pada ibu hamil jadi berlebihan. Dikhawatirkan tidak hanya pada kondisi ibu saja, tetapi juga pada bayi yang dikandungnya,” ujarnya.

Sebab, konsumsi gula yang berlebihan baik dalam bentuk minuman dingin atau apapun, dapat memicu ibu hamil terkena diabetes pada masa kehamilan. Obesitas juga dapat terjadi jika asupan gula ataupun tambahan lemak seperti creamer tidak ditakar dengan baik.

Baca juga: Susu tak bisa digantikan dengan air tajin
Baca juga: PLN membantu ratusan keluarga di Lombok Timur atasi krisis air bersih

Selain asupan gula berlebihan, Staf Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM itu mengimbau masyarakat untuk memperhatikan asupan gizi ibu, karena selama masa kehamilan seringkali terjadi peningkatan nafsu makan yang berlebihan. “Sebetulnya ibu hamil itu memang ada peningkatan kebutuhan kalori, protein dan beberapa zat gizi lainnya, tetapi tidak sampai dua kali lipat sebelum hamil. Paling  sekitar 300 kalori,” ujarnya.

Adanya mitos yang mengatakan ibu hamil harus menggandakan asupan gizinya, dikhawatirkan dapat membuat ibu mengalami kesulitan saat melahirkan karena kenaikan berat badan. Jika mengalami hal tersebut, ibu harus menurunkan berat badannya terlebih dahulu agar proses persalinan berjalan lancar dan nyaman. “Mungkin memang ada ibu yang kondisi sebelum hamilnya kurang, status gizinya kurang baik, sehingga kurang memenuhi nutrisi dibanding yang hamil sehat. Tapi, lebih baik kalau status gizinya baik, hamilnya sehat pada umumnya, tidak sampai memerlukan penambahan kalori yang sangat tinggi,” katanya.