WARGA LOMBOK TENGAH BUTUH BANTUAN AIR BERSIH

id

     Mataram, 3/10 (ANTARA) - Warga Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, membutuhkan bantuan air bersih dari pemerintah karena seluruh sumur milik warga dalam kondisi kering.
     "Sumur saya yang dalamnya sekitar 25 meter sudah mengering sejak enam bulan lalu. Kondisi ini juga dialami warga lainnya. Namun pemerintah hingga saat ini belum turun tangan membantu menangani krisis air bersih di sini," kata Sunci (40) warga desa setempat ketika menerima kunjungan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Ahmad Suryana di Dusun Taman Bumi Gora, Desa Kawo, Lombok Tengah, Rabu.
     Menurut dia, sebagian besar warga di desanya terpaksa berjalan kaki sepanjang lima kilometer untuk memperoleh air bersih dari sumber mata air Cerigi yang ada di desa tetangga.
     Untuk mencapai lokasi sumber mata air tersebut, warga harus menyusuri sawah yang juga mengalami kekeringan dan sudah tidak ditanami sejak memasuki musim kemarau.
     Sunci bersama dengan suami dan tiga orang anaknya mengambil air dari sumber mata air Cerigi sebanyak tiga kali dalam sehari, yakni selepas shalat Subuh untuk kebutuhan mandi, minum dan memasak, kemudian pada siang hari untuk kebutuhan mencuci dan pada sore hari untuk mandi sekeluarga.
     "Tidak ada lagi sumur milik warga yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan untuk minum saja, ada warga yang berani membeli air mineral dengan harga Rp15.000 per galon, tetapi itu warga yang punya uang. Kalau kami, bisa gak makan hanya untuk beli air," ujar Sunci yang diamini rekannya Sahrum (35).
     Warga lainnya, Mali (48), juga mengeluhkan belum adanya bantuan air bersih dari pemerintah, terutama dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau Dinas Sosial Kabupaten Lombok Tengah, meskipun krisis air bersih sudah terjadi sejak sebelum bulan puasa Ramadhan 1433 Hijriyah.
     Mali mengaku terpaksa harus membeli air bersih seharga Rp150 ribu per tangki ukuran 5.000 liter untuk kebutuhan selama satu bulan. Air tersebut ditampung di penampungan bantuan dari BPBD Kabupaten Lombok Tengah yang diberikan pada 2011.
     "Bak penampungan air itu bantuan pemerintah. Dulu sempat kami dipasok air bersih ketika musim kemarau tahun lalu. Tetapi itu hanya sekali. Bahkan, sejak musim kemarau tahun ini, bantuan air bersih sama sekali tidak pernah datang," ujarnya.
     Ia tidak bisa memastikan pihak yang menjual air bersih menggunakan mobil tangki tersebut, apakah dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kabupaten Lombok Tengah, atau dari Dinas Sosial.
     "Saya tidak tahu persis pihak tempat saya membeli air. Bagi saya yang penting ada pasokan air bersih," ujarnya.
     Kepala BKP Kementerian Pertanian Ahmad Suryana merasa prihatin dengan kondisi krisis air bersih yang sudah dialami warga Desa Kawo sejak beberapa bulan lalu, namun belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.
     Menurut dia, krisis air bersih tersebut bisa berdampak terhadap kondisi kesehatan dan gizi masyarakat karena air merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus selalu tersedia.
     "Kondisi ini harus mendapat perhatian pemerintah daerah karena ini bisa mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat," katanya di sela kegiatan pemantauan rumah pangan lestari yang dikelola Kelompok Wanita Tani Sabuk Antang Desa Kawo.

(*)