Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menggencarkan imbauan waspada bencana hidrometeorologi melalui tempat-tempat ibadah seperti masjid, pura dan gereja, sebagai upaya mengurangi risiko bencana akibat cuaca ekstrem.
"Pak Wali (Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana) memerintahkan kami agar imbauan waspada bencana hidrometeorologi terus digencarkan, tidak hanya melalui mobil informasi keliling tapi juga di tempat-tempat ibadah," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Sabtu.
Ia mengatakan dalam sepekan ini Kota Mataram dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang, sehingga berdampak pada genangan, abrasi di sepanjang 9 kilometer Pantai Kota Mataram, serta pohon tumbang.
Bahkan, pohon yang tumbang sampai hari ini sangat banyak dan tersebar di enam kecamatan baik di jalan protokol maupun non-jalan protokol. "Untuk angka pastinya, tim dari Dinas Lingkungan Hidup masih melakukan asesmen. Intinya, ketika ada pohon tumbang tim langsung melakukan penanganan agar tidak mengganggu arus lalu lintas dan menghindari adanya korban," katanya.
Selain itu, akibat abrasi pantai sejumlah warga di kawasan pesisir juga dievakuasi ke rumah keluarga terdekat mereka. Pada Jumat (23/12) Data BPBD menyebutkan, 35 jiwa warga Penghulu Agung. "Hari ini ada tambahan tapi datanya belum masuk, sebab semua tim siaga bencana sekarang sedang bergerak turun lapangan melakukan langkah pencegahan," katanya.
Lebih jauh Swandiasa mengatakan, berdasarkan Informasi BMKG menyebutkan, cuaca ekstrem ini akan terjadi sampai awal Januari 2023, karena itulah masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi bencana.
Baca juga: BPBD Lombok Tengah salurkan bantuan korban banjir
Baca juga: Dua desa di Lombok Tengah terendam banjir
"Jika tidak tidak ada kepentingan mendesak, masyarakat sebaiknya tetap di rumah. Kalaupun terpaksa keluar harus berhati-hati dan menghindari ruas jalan yang banyak pohon besar," katanya.
Sementara hingga berita ini disiarkan Kepala BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor yang hendak dikonfirmasi terkait tambahan warga yang dievakuasi, belum memberikan respons.