Denpasar (ANTARA) - Ketua Dekranasda Provinsi Bali Putri Suastini Koster menyampaikan bahwa Kampung Difabel yang sedang digagas Gubernur Wayan Koster di Pusat Kebudayaan Bali, Kabupaten Klungkung, akan menjadi lokasi khusus untuk penyandang disabilitas di Pulau Dewata.
"Dalam Pusat Kebudayaan Bali yang diharapkan rampung tahun 2025 tersebut dicanangkan akan disediakan lokasi khusus bagi anak-anak istimewa (disabilitas, Red) kita, katakanlah namanya Kampung Difabel," kata dia di Denpasar, Rabu.
Putri Suastini mengatakan, keberadaan Kampung Difabel nantinya dapat menjadi lokasi pengembangan bakat dari penyandang disabilitas yang memiliki kelebihan khusus, sehingga di sana mereka juga dapat mencari nafkah. "Misalnya, anak-anak yang tuna rungu yang bisa menari, nantinya bisa menari di atas panggung, meskipun mereka tidak bisa mendengarkan gamelan tetapi kita latih, sehingga mereka bisa menari dengan baik sesuai iringan gamelan," ujarnya.
Rencana pembangunan Kampung Difabel sendiri disampaikan pendamping orang nomor satu di Pemprov Bali itu di hadapan anak-anak yang menampilkan keahlian seninya dalam pembukaan Festival Karya Seni Disabilitas Bali di Yayasan Bunga Bali.
Ia juga menyampaikan bahwa tak hanya seni dalam menari, Kampung Difabel juga akan memberi ruang bagi kemampuan anak disabilitas lainnya seperti melukis maupun bermusik. Dalam pameran dan festival seni tersebut, Putri Suastini mengapresiasi donatur maupun yayasan yang telah peduli terhadap penyandang disabilitas di Pulau Dewata.
Menurutnya, kegiatan seni bagi anak-anak disabilitas dengan kemampuan uniknya berguna untuk semakin mengasah keahlian, sehingga bakatnya tersalurkan dan bermanfaat. Melalui Kampung Difabel, Putri mengaku nantinya akan ada ruang bagi disabilitas mencari nafkah lewat keahliannya yang terus diasah tersebut.
"Untuk itu, sejak dini anak-anak difabel yang masih bisa produktif kita persiapkan dan latih dengan keterampilan seperti memasak, SPA, desain pakaian dan sebagainya bahkan bila memungkinkan kita sertifikasi, sehingga nantinya mereka memiliki keterampilan dan dengan dilengkapi itu mereka nantinya akan siap bersaing di dunia kerja," katanya.
Baca juga: TNI mendukung perlindungan difabel di Lombok Tengah
Baca juga: Jabar dan Jateng wakili Indonesia dalam Unified Football
Selain itu, Ketua Dekranasda Bali itu berharap Kampung Difabel juga dapat menjadi tempat bernaung bagi anak yang tidak memiliki orang tua, sehingga mereka bisa dirawat dan mendapat hidup dengan layak di daerah Gunaksa, Klungkung, tersebut.
Untuk itu, Putri Suastini mengajak semua komponen seperti donatur dan yayasan bersinergi dengan pemerintah, duduk bersama, berdiskusi agar ke depannya dapat mengayomi anak-anak istimewa atau disabilitas, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi generasi mandiri dan tangguh, bertalenta serta memiliki kepribadian yang baik.