"Kami berharap teman-teman media massa seperti ANTARA terus hadir menyebarkan berita-berita yang membangun optimisme pemulihan ekonomi di masyarakat," kata Stefanus Donny dalam diskusi bersama Kepala LKBN ANTARA Biro Provinsi NTT Bernadus Tokan, di Kantor Perwakilan BI NTT, di Kupang, Senin.
Stefanus yang didampingi dua pejabat BI NTT mengatakan, saat ini adalah masa-masa menjelang Pemilu 2024 dimana banyak media massa terutama di tingkat lokal mulai ramai memberitakan berbagai wacana atau isu politik.
Tak jarang juga, kata dia lagi, pemberitaan yang disuguhkan tidak seimbang dengan informasi yang tidak berbasiskan data, sehingga diragukan kebenarannya dan menimbulkan tafsir yang beragam.
Stefanus mengatakan, meskipun pada masa menjelang tahun politik, namun ada sisi pembangunan lain yang juga sangat penting yaitu berkaitan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 yang sudah maupun sedang dilakukan pemerintah. "Dalam hal ini ANTARA yang menjadi rujukan berbagai media lain perlu terus menjadi garda terdepan menyajikan informasi yang lebih bermanfaat terkait pemulihan ekonomi," katanya pula.
Stefanus mengatakan dengan berita-berita yang mengandung optimisme, maka menjadi pendorong untuk menghadapi berbagai tantangan membangun perekonomian di daerah. "Apalagi NTT ini juga kaya akan berbagai potensi ekonomi yang bisa digali dan dikembangkan untuk pemulihan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah ini," kata dia lagi.
Kepala LKBN ANTARA Biro Provinsi NTT Bernadus Tokan mengatakan ANTARA terus menyebarluaskan informasi tentang pembangunan ke berbagai pelosok daerah.
Dalam hal pemulihan ekonomi, kata dia, ANTARA terus menyajikan berbagai informasi tentang program-program pemulihan ekonomi yang dijalankan pemerintah melalui berbagai unit kerja di daerah. "Tidak hanya itu, ANTARA juga senantiasa terus mengawal pelaksanaan program di lapangan agar pelaksanaannya memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat," katanya pula.
Baca juga: BI proyeksikan pertumbuhan ekonomi Jateng 2023 tetap kuat
Baca juga: Bank IBK Indonesia 'right issue' Rp1,2 triliun
