DLH Mataram mengoptimalkan pemilihan sampah di TPS

id DLH,Mataram,Jam buang

DLH Mataram mengoptimalkan pemilihan sampah di TPS

Tumpukan sampah plastik di Bank Sampah Lisan Kebon Talo, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang sudah dipilah dan dikemas. (FOTO ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan kegiatan pemilihan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) untuk menyiasati pengurangan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat dampak perubahan jam buang.

Kepala DLH Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Selasa, mengatakan, dengan berbagai keterbatasan dalam sehari kemampuan untuk pemilihan sampah di TPS sekitar 5-6 ton.

"Sampah yang kita pilah adalah sampah rumah tangga sisa makanan, buah, dan sayur untuk diolah jadi pakan maggot. Selain itu organik untuk kompos dan pupuk cair, serta sampah plastik," katanya.

Menurutnya, optimalisasi pemilihan sampah di TPA itu juga sebagai dampak dari pembatasan jam buang sampah di TPA Kebon Kongok yang sebelumnya sampai pukul 18.00 WITA, sekarang dibatasi sampai pukul 16.00 WITA.

Pengurangan itu terjadi karena adanya perubahan tempat pembuangan sampah ke sanitary landfill baru di TPA Kebon Kongok, sehingga perubahan ini perlu penyesuaian sebab sudah ada pengalihan pembuangan dari sanitary landfill lama ke yang baru.

Sementara pengangkutan di Mataram masih normal yakni dilaksanakan dari pukul 09.00 Wita sampai pukul 12.00 Wita, dan petugas DLH diberikan waktu istirahat tiga jam. Kemudian pengangkutan dilanjutkan pukul 15.00 Wita sampai pukul 18.00 Wita.

Pembatasan itu berimbas pada volume sampah yang terangkut ke TPA. Padahal saat waktu normal, sampah yang terangkut ke TPA Kebon Kongok di atas 200 ton. Tapi setelah ada perubahan jadwal pengangkutan, sampah Kota Mataram yang dibuang ke TPA kebon Kongok maksimal 180 ton per hari.

"Pengurangan sampah yang dibuang ke TPA bahkan sampai 50 ton per hari. Sampah yang belum terangkut itu kita simpan di depo atau TPS untuk dipilah agar sampah yang ke TPA juga berkurang," katanya.

Ia menambahkan, dengan perubahan jadwal pembuangan sampah di TPA Kebon Kongok juga terjadi pengurangan pengangkutan sampah hingga satu ritase. Satu ritase itu, sekitar 40 kendaraan bisa hampir 100 ton sampah yang tidak terangkut dan tidak terbuang ke TPA.

"Karena itulah, kita siasati bagaimana memilah sampah mana yang harus terbuang ke TPA dan mana yang tidak. Seperti pengurangan pembuangan ranting-ranting dikurangi dan buang tanah yang kosong untuk kita olah," katanya.

Dengan demikian, diharapkan volume sampah di TPS tidak terjadi penumpukan dan yang di buang ke TPA terus berkurang bahkan hingga kondisi jam buang ke TPA kembali normal, demikian Kemal Islam.