Kredit macet BPR BUMD NTB Rp48,4 Miliar

id Setda NTB

Rata-rata angka kredit macet di masing-masing BPR tersebut mencapai 11 persen atau di atas angka kredit macet BPR secara keseluruhan di NTB, sebesar 10 persen
Mataram,  (Antara) - Biro Ekonomi Sekretariat Daerah Nusa Tenggara Barat mencatat kredit macet dari delapan bank perkreditan rakyat sebagai badan usaha milik daerah hingga September 2014 mencapai total Rp48,4 miliar, atau 12,14 persen dari seluruh kredit yang disalurkan.

Kepala Biro Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Nusa Tenggara Barat (NTB) Hendro Kartiko, di Mataram, Rabu, mengatakan masih tingginya angka `non-performing loan` atau kredit macet tersebut disebabkan dalam menyalurkan pinjaman kurang menerapkan prinsip kehati-hatian.

"Rata-rata angka kredit macet di masing-masing BPR tersebut mencapai 11 persen atau di atas angka kredit macet BPR secara keseluruhan di NTB, sebesar 10 persen," katanya.

Ia mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan penagihan terhadap kredit macet tersebut agar tidak terus membebani pembukuan keuangan masing-masing BPR.

Delapan BPR yang menjadi badan usaha milik daerah (BUMD), adalah Perusahaan Daerah (PD) BPR NTB Mataram, PD BPR NTB Lombok Barat, PD BPR NTB Lombok Tengah, PD BPR NTB Lombok Timur, PD BPR NTB Sumbawa, PD BPR Sumbawa Barat, PD BPR NTB Dompu, dan PD BPR NTB Bima.

"Pemerintah provinsi selaku pemegang saham terus mengingatkan para pengelola masing-masing BPR untuk melakukan penagihan terhadap pinjaman yang belum dikembalikan," ujarnya.

Secara umum, kata Hendro, perkembangan delapan PD BPR NTB dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2011-2013) menunjukkan peningkatan cukup baik.

Hal itu ditandai dengan meningkatnya beberapa indikator kinerja, di antaranya jumlah nasabah mencapai 153.394 orang, terdiri atas nasabah penabung 118.468 orang dan nasabah peminjam 34.926 orang.

Indikator lainnya adalah nilai aset meningkat 32,17 persen dari Rp334,25 miliar pada 2011 meningkat menjadi Rp441,78 miliar pada 2013. Rata-rata peningkatan per tahun mencapai 14,97 persen.

Kemudian dari sisi tabungan yang dihimpun dari masyarakat meningkat 35,08 persen dari Rp170,4 miliar pada 2011, meningkat menjadi Rp230,18 miliar pada 2013. Rata-rata peningkatan per tahun mencapai 16,24 persen.

Untuk jumlah kredit yang disalurkan, lanjutnya, meningkat 43,90 persen dari Rp261,93 miliar pada 2011, naik menjadi Rp376,92 miliar pada 2013. Rata-rata peningkatan per tahun mencapai 20,30 persen.

"Jumlah kredit yang disalurkan terdiri atas kredit investasi dan modal kerja sebesar Rp207,22 miliar dan kredit lainnya Rp169,70 miliar," kata Hendro.